Page 96 - Hadiah Haji dari Masjid Nabawi
P. 96
Setelah rangkaian ibadah dan aktivitas di Tanah Suci
selesai, tibalah saatnya untuk kembali ke tanah air.
Perjalanan pulang dimulai dari Bandara Internasional
Madinah, tempat yang menjadi saksi momen-momen
terakhir saya di kota suci Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam. Perasaan haru dan syukur menyelimuti hati,
mengingat begitu banyak pengalaman spiritual yang telah
saya lalui.
Di bandara, ada sedikit kendala terkait aturan bagasi, karena
hanya diperbolehkan membawa satu tas. Akhirnya, salah
satu tas dan beberapa barang bawaan saya harus ditinggal di
Madinah. Ustadz Fahrisan dengan penuh kebaikan
menawarkan untuk menyimpan tas saya, yang nantinya akan
dititipkan kepada mahasiswa Universitas Islam Madinah
yang satu daerah dengan saya untuk dibawa ke Indonesia.
Setelah semua urusan selesai, penerbangan menuju Jakarta
pun dimulai. Di sepanjang perjalanan, saya terus
merenungkan betapa besar karunia Allah kepada saya.
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, saya di-
sambut oleh keluarga adik saya, Ummu Nabila beserta
suami dan anaknya Fatih Abdillah yang telah menanti. Dari
sana, kami melanjutkan perjalanan menuju Banjarnegara,
membawa kenangan dan pelajaran luar biasa dari Tanah
Suci. Alhamdulillah, perjalanan ini menjadi salah satu
pengalaman terindah dalam hidup saya, penuh dengan
hikmah, pelajaran, dan rasa syukur yang mendalam kepada
Allah Ta‟ala.
91

