Page 53 - Buku 2 Menggali Faedah + Referensi
        P. 53
     “Dua rakaat-dua rakaat. Jika seseorang khawatir akan masuk
            waktu  subuh,  maka  hendaknya  ia  shalat  satu  rakaat  sebagai
            witir dari shalat yang telah ia lakukan.”
            Dan beliau juga mengatakan:
                   ِ
                                                       ِ
                                                                ِ
              َّ
                                           ِ
                          َّ
                               َّ
                                                  ِ
           ُملسوُويَ لعُوللاُىلصُ ِ بَِّ نلاُ َّ فإفُ،ارػتوُمُ كت َ لَصُرخآُاوُ لعجا
                                                 ْ
                                            َ
                                َ َّ
                                                                      َ ْ
             َ َ َ ْ َ ُ
                                                ً ْ
                                                           َ َ
                                                                   .    ِِ  ََ
                                                                    ُ وبُرمَأ
            “Jadikanlah shalat terakhir kalian sebagai witir, karena Nabi
            Shallallahu „alaihi wa sallam memerintahkannya.”
            Dalam  riwayat  lain  disebutkan  bahwa  seseorang  bertanya
            kepada  Ibnu  Umar,  “Apa  maksud  'dua  rakaat-dua  rakaat'?”
            Maka ia menjawab: “Yaitu engkau mengucapkan salam setiap
                         53
            dua rakaat.”
            Perawi  hadits,  yaitu  Nāfi‘,  memberitakan  bahwa  Ibnu  Umar
            radhiyallahu  „anhuma  biasa  mengatakan:  “Jadikanlah  shalat
            terakhir  kalian  sebagai  shalat  witir.”  Dalam  riwayat  Muslim
            disebutkan: “Jadikanlah shalat terakhir kalian di malam hari
            sebagai witir.”
            Maksudnya adalah: Jadikanlah akhir dari shalat tahajud kalian
            di malam hari dengan shalat witir.
            Kemudian,  Ibnu  Umar  radhiyallahu  „anhuma  menjelaskan
            bahwa  ucapannya  “Jadikanlah  shalat  terakhir  kalian  sebagai
            witir”  termasuk  dalam  kategori  hadits  marfū„  (ucapan  Nabi),
            bukan  sekadar  ijtihadnya  sendiri.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan
                                          43
     	
