Page 27 - Rancangan Produk Awal Literasi keberagaman budaya kalimantan barat
P. 27
Tari Zapin
Tari zapin dikembangkan berdasarkan unsur sosial
masyarakat dengan ungkapan ekspresi dan wajah
batiniahnya. Tarian ini lahir di lingkungan masyarakat
Melayu Riau yang sarat dengan berbagai tata nilai.
Tarian indah dengan kekayaan ragam gerak ini
awalnya lahir dari bentuk permainan menggunakan
kaki yang dimainkan laki-laki bangsa Arab dan Persia.
Dalam bahasa Arab, zapin disebut sebagai al raqh wal
zafn. Tari Zapin berkembang di Nusantara bersamaan
dengan penyebaran agama Islam yang dibawa
pedagang Arab dari Hadramaut.
Tari zapin tertua di Indonesia tercatat ada di Flores, Nusa Tenggara Timur, Ternate
dan Ambon, serta rupanya juga berkembang di Pontianak, Kalimantan dengan
sebutan Japin. Di Indonesia bagian Barat, tari zapin awalnya dikenal di Jambi baru
kemudian tumbuh di Riau dan kepulauan sekitarnya. Di Riau tari zapin awalnya
hanya dilakukan penari lelaki dapat mengangkat status sosialnya di masyarakat.
Saat itu penarinya akan menjadi incaran para orang tua untuk dijodohkan kepada
anak perempuannya.
Zapin mempertontonkan gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada
gendang kecil yang disebut marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu
dengan alat musik petik gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini
memang terasa bersifat edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan
pesan agama dalam syair lagunya. Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian
hidup masyarakat melayu seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak
dan lainnya. Anda akan melihat gerak pembuka tariannya berupa gerak membentuk
huruf alif (huruf bahasa Arab) yang melambangkan keagungan Tuhan.
Awalnya tari zapin hanya ditarikan penari lelaki tetapi namun penari perempuan
juga ditampilkan. Kadang juga tampil penari campuran laki-laki dengan perempuan.
Dahulu tari zapin ditarikan di atas tikar madani dan tikar tersebut tidak boleh
bergoyang atau bergeser sedikitpun sewaktu menarikan tari zapin tersebut.
23