Page 113 - E-Modul 1_Neat
P. 113
Kedua: َ َ
Tidak semua isim memiliki i'râb. seperti اذه (ini), يذلا(yang), ىتم (kapan), dll.
Isim-isim ini dinamakan isim mabni, sementara isim-isim yang dapat mengalami
perubahan di akhir katanya (yang memiliki i'râb) dinamakan isim mu'râb.
Ketiga:
Tidak semua tanda rafa' itu dhammah, tanda nashab itu fathah, tanda jar
itu kasrah, tanda jazm itu sukun. Tanda-tanda tersebut hanya berlaku untuk isim
َ
mufrad (seperti "ْح تاف" pada contoh di atas) dan jama' taksir (yang bukan ghairu
munsharif).
Adapun isim-isim lainnya, seperti isim mutsanna, isim jama' muannats
salim, isim jama' mudzakkar salim, isim asmaa-ul khomsah, isim ghairi munsharif,
isim maqshûr, dan isim manqûsh memiliki tanda-tanda rafa', nashab, dan jarr
yang agak berbeda.
Keempat:
Tidak semua yang rafa' itu subjek, Tidak semua yang nashob itu objek, dan
Tidak semua yang jarr itu yang diawali oleh huruf jarr.
B. Mabni
Mabni adalah kata yang tetap harakat akhirnya
Pembagian Mabni
▪ As-Sukûn atau Al-Waqf (diam & berhenti).
Sukûn adalah asal dari segala Binaa’, hal ini karena sukûn artinya diam; dan
diam adalah mabni; di samping fakta bahwa sukun adalah harakat yang paling
mudah diucapkan yang membuatnya dapat masuk pada ketiga unsur Al-Kalim.
َ
Contoh: ْنم (Siapa/Isim), ْمق (Berdirilah/Fi’il) dan ْن م (Dari/Harf).
▪ Al-Fathah, merupakan harakat paling dekat dengan sukûn, dengan demikian
ia juga mampu masuk pada ketiga unsur Al-Kalim.
َ
َ
َ
َ
َ
َ
Contoh: ْنيأ (Di mana/Isim), ْماق (Berdiri/Fi’il) dan ْفوس (Akan/Harf).
▪ Al-Kasrah, adalah harakat yang berat dalam pengucapan, yang membuatnya
tidak dapat masuk pada fi’il -yang juga berat dalam pengucapan- dan hanya
masuk pada isim dan harf saja. َّ
َ
Contoh: ْسمأ (Kemarin/Isim) dan Laam Jarr (harf) seperti dalam ْ لِلّ (Untuk
Allah).
▪ Adh-dhammah, juga merupakan harakat yang berat dalam pengucapan yang
membuatnya tidak dapat masuk pada fi’il -yang berat dalam pengucapan- dan
hanya masuk pada isim dan harf saja.
Contoh: ْذنم (Sejak) baik itu dianggap isim ataupun harf.
118