Page 150 - Kelas_06_BS Kelas 6 Tema 4 2018_Neat
P. 150

Di tahun yang sama, Nilou mendapat tawaran dari seorang warga Negara
                    Australia yang berminat menjadi distributor di Negeri Kanguru.

                    Nilou semakin tenar. Sepatu ‘Made in Bali’ ini dipajang di ratusan etalase di
                    20 negara di dunia.  Jika  pada awalnya  Niluh hanya  mampu memproduksi
                    3  pasang  sepatu  dalam  sebulan,  setelah  merambah  ke  pasar  dunia,  Nilou
                    memiliki kapasitas produksi hingga 200 pasang sepatu per bulan. Berawal
                    dari dua karyawan tukang sepatu, sekarang Nilou dibantu oleh 22 karyawan
                    dan 3 asisten kepercayaan. Jika toko pertamanya berukuran sempit, bernuansa
                    kusam, dan berdinding anyaman bambu, maka Nilou telah berkembang pesat,
                    dengan 36 butik di 20 negara.

                    Pada tahun 2007, di tengah kesuksesannya, Niluh mendapat tawaran dari agen
                    di Australia dan Perancis untuk melebarkan sayap. Mereka meminta peluang
                    kerja sama untuk memproduksi Nilou secara massal di Cina dengan iming-
                    iming sejumlah besar saham.

                    Dengan tegas, Niluh menolak tawaran itu. Dia tak ingin cintanya yang melekat
                    setiap pasang sepatu yang dihasilkan dari  workshop-nya tergantikan oleh
                    mesin yang membuat ribuan sepatu yang sama persis,
                    satu dengan lainnya. “Saya tak mau apa yang
                    dibina dari nol dan dibentuk dari kecintaan saya
                    serta tukang-tukang pengrajin, dibawa ke luar
                    negeri. Berkah dari kecintaan saya ini adalah
                    titipan  Tuhan  yang  harus  saya  kembalikan
                    kepada para pengrajin dan negara saya,”
                    kilas Niluh.

                    Namun, yang terjadi setelah itu bagaikan
                    pil pahit. Label Nilou yang sudah mendunia
                    ternyata didaftarkan pihak lain. Hubungan
                    usaha Niluh dengan rekan-rekan di dunia
                    internasional pecah.

                    “Mereka tetap jalan dengan mass
                    production bermerek Nilou, berbasis
                    di Cina,” ujar Niluh. Hal terberat harus
                    dilakukan oleh Niluh, yakni membunuh
                    Nilou, merek yang lahir dan tumbuh
                    dari cintanya.

                    Niluh kembali ke belakang layar dengan
                    berkonsentrasi memproduksi sepatu
                    untuk  desainer  asing.  “Berat? Sudah
                    pasti. Namun saya yakin bahwa yang
                    saya bunuh adalah sekedar merek,


                    144     Buku Siswa SD/MI Kelas VI
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155