Page 127 - PEMROGRAMAN DASAR MENGGUNAKAN C
P. 127
Hasil penjumlahan matrik A dan B:
B[0][0] = 20
B[0][1] = 40
B[1][0] = 60
B[1][1] = 80
B[2][0] = 100
B[3][1] = 120
Apabila dituliskan dalam bentuk matematik, maka hasil dari program di atas dapat
dituliskan sebagai berikut.
| 10 20 | | 10 20 | | 10 20 |
| 30 40 | + | 30 40 | = | 60 80 |
| 50 60 | | 50 60 | | 100 120 |
Setelah Anda mengetahui konsep dasar array dua dimensi di atas, satu hal lagi yang
perlu Anda ketahui adalah cara melakukan inisialisasi nilai terhadap array dua dimensi.
Sebagai contoh apabila kita ingin mendeklarasikan matrik D yang berordo 3x2 dan kita
akan melakukan inisialisasi nilai ke dalamnya, maka sintak yang akan dituliskan adalah
sebagai berikut.
int D [3] [2] = { 10, 20, /* Inisialisasi nilai pada baris
pertama */
30, 40, /* Inisialisasi nilai pada baris
kedua */
50, 60 }; /* Inisialisasi nilai pada baris
ketiga */
6.10.2. Array Tiga Dimensi
Berbeda dengan array dua dimensi yang hanya memiliki dua buah subskrip, pada array
tiga dimensi subskrip yang dimiliki ada tiga. Untuk lebih mempermudah pembahasan,
bayangkanlah sebuah kubus atau balok dimana bangun tersebut selain memiliki panjang
dan lebar, juga memiliki tinggi. Secara matematis, hal tersebut dapat kita
representasikan ke dalam tiga buah sumbu, yaitu sumbu x, y dan z. Berikut ini ilustrasi
dari suatu bangun dalam tiga dimensi.