Page 8 - MODUL 2 oi_Neat
P. 8
A. Latar Belakang
Tantangan dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera dan
berdaya saing saat ini dirasakan semakin besar. Dimana globalisasi membuat
persaingan global semakin kuat, keterbukaan informasi yang semakin mudah
didapat membuat berbagai pengaruh buruk mudah datang sehingga secara
tidak langsung mempengaruhi setiap individu.Dalam kondisi tersebut,
keluarga sebagai fondasi dan pilar utama sebuah bangsa berperan penting
untuk menentukan arah keberhasilan bangsa Indonesia di masa yang akan
datang.
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tantang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, mengamanatkan penduduk
sebagai modal dasar pembangunan. Setiap keluarga dan individu di
dalamnya merupakan titik sentral dalam mewujudkan pembangunan
berkelanjutan.
UU tersebut juga mengamanatkan kebijakan pembangunan keluarga
dilaksanakan melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,
guna mendukung keluarga agar dapat melaksanakan delapan fungsinya
secara optimal.
Kata “keluarga”, berasal dari bahasa Sansekerta “kulawarga”. Kata
kula berarti “ras” dan warga yang berarti “anggota”. Keluarga adalah
lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memilik hubungan
darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan kewajiban, tanggung jawab di
antara individu tersebut. Keluarga merupakan unit terkecil di dalam
masyarakat yang anggotanya terdiri dari kepala rumah tangga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis, di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan, hidupnya dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Peranan keluarga
2