Page 53 - MODUL HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI BERBASIS SSI
P. 53

43















                       Singgung Gagal Ginjal Anak, Komnas PA Minta BPOM Lakukan
                                          Pelabelan BPA dan Etilen Glikol



               VIVA Lifestyle – Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta Badan Pengawas
               Obat  dan  Makanan  (BPOM)  untuk  melabeli  semua  kemasan  pangan  plastik  yang
               mengandung zat-zat berbahaya seperti Bisfenol A (BPA) dan etilen glikol (EG). Hal
               tersebut  disebabkan  kandungan  zat-zat  kimia  itu  berpotensi  membahayakan
               kesehatan anak-anak yang mengonsumsi produknya. “Komnas Perlindungan Anak
               sangat konsen terhadap air minum atau makanan yang berbahaya bagi anak-anak
               seperti halnya BPA dan etilen glikol yang disebutkan bisa mengakibatkan gangguan
               kesehatan. Kami sangat prihatin terhadap kondisi anak-anak di Indonesia yang saat
               ini banyak yang menderita sakit karena makanan yang dikonsumsinya,” ujar Ketua
               Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, dalam keterangannya, Senin 12
               Desember 2022.

               Arist mengungkapkan berdasarkan laporan yang diterima Komnas PA dari Ikatan
               Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar 152 anak yang  dinyatakan positif gagal
               ginjal karena telah mengonsumsi sirup obat batuk yang mengandung zat kimia etilen
               glikol  (EG)  dan  dietilen  glikol  (DEG)  yang  melebihi  batas  ambang  aman  yang
               ditetapkan BPOM. Sementara, IDAI Jawa Timur dan Malang melaporkan dari 13 anak
               gagal ginjal, 10 di antaranya yang berada di Surabaya meninggal dunia. Di Malang
               dari 6 anak yang ditemukan gagal ginjal 2 meninggal dunia. Di Jogja, ada 5 anak yang
               berumur di bawah 5 tahun meninggal dunia. Di Rumah Sakit Adam Malik Sumatera,
               dari 11 anak gagal ginjal 6 diantaranya meninggal dunia.

               “Ini  masih  dicari  penyebabnya.  Kalau  memang  itu  nanti  ada  dampak  dari  etilen
               glikol, saya kira ini harus menjadi perhatian IDAI untuk merekomendasikan kepada
               Badan  POM  sebagai  pemegang  regulasi  untuk  mengadakan  penelitian  terhadap
               semua kemasan pangan yang mengandung etilen glikol,” ujarnya. Arist pun meminta
               agar  BPOM  memberikan  peringatan  berupa  pelabelan  “berpotensi  mengandung
               etilen  glikol”  terhadap  kemasan-kemasan  pangan  berbahan  etilen  glikol.  Hal  itu
               untuk mengantisipasi lebih banyak lagi anak-anak di Indonesia yang meninggal atau
               mengalami  gagal  ginjal  akibat  mengonsumsi  produk-produk  yang  dikemas  dalam
               kemasan pangan yang mengandung EG dan DEG ini.

               Menurutnya, penelitian itu wajib dilakukan negara dalam hal ini pemegang regulasi
               BPOM supaya jauh-jauh sebelumnya bisa diantisipasi supaya masyarakat memahami
               betul  bahaya  etilen  glikol  itu.   "Karena  kemasan  pangan  termasuk  plastik-plastik
               yang dipakai seperti galon sekali pakai, dan lain-lain, ketika dia mengandung etilen
               glikol  maka  isi  dari  kemasan  itu  bisa  bermigrasi  dan  berbahaya  bagi  kesehatan
               anak,” tukasnya.
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58