Page 4 - E-modul Iftitah Hauriyah
P. 4

Pendahuluan






               A.  Latar Belakang

                   Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap penggunaan bentuk energi
                                                            ii
                   alternatif  meningkat  secara  signifikan.  Ketersediaan  energi  fosil  seperti

                   minyak, gas dan batubara di Indonesia semakin berkurang dan diperkirakan
                   akan memasuki krisis energi pada tahun 2025. Selama ini sumber daya energi

                   yang dimanfaatkan berasal dari bahan bakar berupa minyak bumi, gas alam,
                   dan batubara (bahan bakar fosil) yang bersifat tak terbarukan (unrenewable)

                   serta jumlahnya selalu berkurang dari waktu ke waktu. Sumber energi yang
                   berasal  dari  bahan  bakar  yang  bersifat  terbarukan  (renewable)  merupakan

                   solusi bagi permasalahan tersebut.

                   Biodiesel  merupakan  solusi  yang  paling  tepat  untuk  menggantikan  bahan

                   bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel
                   merupakan bahan bakar terbarukan yang dapat menggantikan diesel petrol

                   pada  mesin.  Biodiesel  bersifat  biodegradable,  hampir  tidak  mengandung
                   sulfur, dan bahan bakar yang terbarukan (Zheng dkk., 2006).


                   Sebagian besar biodiesel saat ini diproduksi dari transesterifikasi minyak nabati
                   dengan  katalis  alkali  (misalnya,  NaOH,  KOH)  dengan  metanol,  yang

                   menghasilkan  waktu  reaksi  yang  relatif  singkat.  Namun,  pada  proses  ini
                   dibutuhkan minyak nabati dan alkohol dengan kadar air yang sangat rendah

                   dan memiliki kandungan asam lemak bebas yang rendah karena adanya air
                   dan  asam  lemak  bebas  akan  mendorong  pembentukan  sabun.  Sabun  yang

                   terbentuk  akan  menurunkan  hasil  ester. Sebagai  solusi,  enzim  lipase  dapat
                   digunakan sebagai katalis yang potensial untuk mensintesis biodiesel. Dengan

                   keunggulan-keunggulan di atas, biodiesel dapat menjadi bahan bakar minyak
                   yang dapat dikomersialisasikan dan memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada

                   solar.  Kajian  biodiesel  dari  sisi  investasi  dan  pengembangan  kebijakannya
                   sangat  diperlukan  dalam  upaya  lebih  menyemarakkan  pengembangan

                   biodiesel sebagai energi terbarukan yang sudah mulai tumbuh saat ini.




                                                            iii
                                                            iii
   1   2   3   4   5   6   7   8   9