Page 7 - bahan ajar pendidikan pancasila _tugas
P. 7
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
mengajarkan nilai dalam kehidupan untuk bersikap adil dan beradab.
Bagaimana nilai sila tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Nilai
Pancasila sila kedua dapat diterapkan dengan memperlakukan orang lain
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan lainnya.
Semangat sila kedua dalam kehidupan sehari-hari bermakna kita harus
mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, sesama manusia
perlu saling menghormati. Setiap orang harus bersikap adil ketika berhadapan
dengan orang lain, tidak bersikap semena-mena. Ketika kamu bersikap adil
kepada temanmu, itu sudah menunjukkan semangat Pancasila. Misalnya,
ketika ada teman yang merasa kesulitan, kamu berupaya membantunya.
Contoh lain, ketika teman tidak memiliki bekal makanan, sementara kamu
membawa, kamu dapat membantu untuk berbagi makanan yang kamu bawa.
Selain itu, ketika teman kesulitan membeli buku, kamu dapat meminjamkannya
atau belajar bersamanya. Tindakan-tindakan kecil tersebut merupakan contoh
penerapan dari semangat sila kedua.
Dalam lingkup yang lebih luas, saat ini ada banyak website atau platform
yang mencoba mengumpulkan dana untuk membantu kelompok masyarakat
yang kesulitan. Di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi, solidaritas dapat
diwujudkan dalam bentuk bantuan yang kemudian disampaikan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan. Hal tersebut juga merupakan perwujudan
nilai-nilai Pancasila.
Amatilah perbedaan yang ada di kelasmu! Coba tanyakan asal daerah,
hobi, ataupun minat teman-temanmu. Satu teman dan lainnya tentu akan
memberikan jawaban berbeda. Meskipun memiliki asal daerah yang sama,
hobi teman-temanmu tentu berbeda. Kondisi tersebut tidak menjadi persoalan
karena setiap orang memiliki perbedaan. Sesuai sila kedua, kita harus bersikap
adil dan beradab terhadap semua orang.
Bab 1 | Hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, BhinnekaTunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia 7