Page 35 - Ebook Sistem Reproduksi Terintegrasi Keilmuan_Neat
P. 35
Fertilisasi, Gestasi, dan Persalinan 29
A. Fertilisasi
Sperma yang dihasilkan pada proses gametogenesis memiliki
jumlah kromosom 23 buah (bersifat haploid). Begitu pula
dengan sel telur. Sel telur yang dihasilkan pada proses oogen-
esis memiliki jumlah kromosom 23 buah (bersifat haploid).
Oleh karena itu, jika terjadi fertilisasi, akan dihasilkan zigot
dengan jumlah kromosom 23 pasang (bersifat diploid).
Zigot kemudian bergerak menuju uterus. Sepanjang
perjalanan, zigot mengalami pembelahan secara mitosis.
Zigot membelah terus-menerus membentuk morula.
Morula melanjutkan pembelahannya menghasilkan
blastosit (fasenya disebut blastula). Kemudian, kurang
lebih lima hari setelah fertilisasi, blastosit menempel pada
endometrium. Penempelan blastosit pada endometriurn
dikenal dengan sebutan implantasi (nidasi). Implantasi
inilah yang menyebabkan terjadinya gestasi (kehamilan).
B. Gestasi (Kehamilan)
Kehamilan adalah serangkaian proses perubahan pada
jaringan atau organ tubuh seorang wanita akibat perkembangan
janin di dalam uterus. Periode ini dimulai dari proses pembuahan
pada saluran kelamin, melekatnya embrio pada endometrium,
sampai terjadinya proses kelahiran bayi. Kehamilan berawal
dengan pembuahan vang berlangsung di dalam saluran telur.
Pada pembuahan, satu sel telur bersatu dengan satu sperma
dan hasilnya terbentuk sel telur yang dibuahi (zigot). Dalam
waktu 30 jam setelah teriadinya pembuahan, ovum yang telah
dibuahi mulai membelah dari satu sel menjadi dua sel, dari dua
sel menjadi empat sel, dan seterusnya. Pada hari keempat, sudah
menjadi gumpalan sel. Kemudian, pada hari ketujuh gumpalan
sel sudah tersusun menjadi selapisan sel yang mengelilingi satu