Page 30 - SKRIPSI_BUKU AJAR_SISTEM PENCERNAAN_MUHAMMAD KHAIRUNNAS
P. 30
e. Usus besar (Kolon)
Usus besar atau kolon memiliki panjang kuran g lebih 1 meter dan terdiri atas kolon nai k (colon
ascendens), kolon melintang (colon tran sversum), dan kolon turun (colon descendan s). Bat as an tar a
usus halus dan usus besar terdapat sekum (usus buntu) yang memiliki klep untuk mencegah sisa
makanan kembali ke usus halus. Pada ujung se kum terdapat tonjolan kecil yan g disebut appendix
(umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yan g berperan dal am hal imunitas .
Sisa penyerapan dari usus halus masih mengandung san gat ban yak air dan gar am mineral yan g
masih bisa diserap untuk keperluan tubuh. Air dan garam mineral tad i ak an kembal i diserap
(reabsorpsi) oleh dinding kolon, yaitu kolon ascendens. zat-zat sisa berad a dal am usus besar selam a
1-4 hari. Pada saat itu terjadi proses pembusukan dengan bantuan bakteri Escherichia coli yang
membentuk vitamin K dan B12. Dengan gerak an peristaltik zat -zat sisa ini ak an terdorong sedikit
demi sedikit hingga ke saluran
rektum lalu akan mengalami
proses defekasi melewati anus.
Defekasi bermula dengan
terjadinya penggelembungan
bagian rektum akibat suatu
rangsang yang disebut gerak
gastrokolik yang secara sadar
dapat kita rasakan. Kemudian
akibat kontraksi rektum dan otot
stingfer ini yang akan
mengakibatkan defekasi
Gambar 5.10. Bagian-bagian pada usus besar
Sumber : Regents of University of Michigan Medical School (2012)
f. Anus
Anus (dubur) merupakan saluran terak hir dar i si stem pencernaan . Anus mempunyai dua otot, yai tu otot
lurik dan otot polos. Otot lurik terdapat pad a bagian eksternal , sedan gkan otot polos terdap at pad a
bagian internal. Proses defekasi dimulai ketika gerak an mas sa memak sa feses dar i kolon ke dal am
rektum, meregangkan dinding rektum dan memprovokas i refleks buan g air besar , untuk mengeluar kan
kotoran dari rektum. Refleks parasimpat is ini ad alah diperan tarai oleh su msum tulan g belak an g.
Kontraksi kolon sigmoid dan rektum, melemas kan otot sfingter anus internal , dan
mengkontraksikan otot sfingter anus eksternal . Kehad iran kotoran di sal uran an us mengirimkan sinyal
ke otak, yang memberi pilihan untuk se cara su kar ela membuka otot sfingter an us eksternal (defekas i)
atau menutupnya sementara. Jika Anda memutuskan untuk menunda buan g ai r besar , dibutuhkan
beberapa detik agar kontraksi refleks berhenti dan dinding rektum rileks. Mas sa berikutnya gerak an
akan memicu refleks buang air besar tambah an sam pai buan g air besar .
Jika buang air besar tertunda untuk waktu yan g lama, ai r tam bah an diserap , membuat tinja lebih
kencang dan menyebabkan sembelit. Di si si lain, jika limbah bergerak terlal u cepat melal ui usus, tidak
cukup air diserap, dan diare dapat terjad i. Secara umum, pola mak an , kese hat an , dan stres menentukan
frekuensi buang air besar. Jumlah buang ai r besar san gat bervarias i antara individu, mulai dar i dua at au
tiga per hari hingga tiga atau empat per minggu.
25
BUKU TELAAH BIOLOGI MATERI SISTEM PENCERNAAN

