Page 3 - EXPLORIA
P. 3
F O K U S
Transformasi Pariwisata,
Sebuah Keharusan
etahun lebih Covid-19 mengharubiru banyak lini ke- Pariwisata itu dibentuk dari adalah rangkaian pemantik
hidupan; sosial, ekonomi, pleasure, bisnis-bisnis besar seperti kondisi alam, budaya, kesenian, pola dan tata cara
Sdan kecil, dan lainnya. Pariwisata menjadi lini pertama hidup masyarakat serta kerj-kerja kreatif yang dianggap
yang babk-belur. Sudah terlalu banyak cerita pahit pada lini menarik. Karena menarik, maka keindahan, keunikan,
ini. kekhasan itu perlu dibagi ke manusia lain (turis).
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) men- Dalam konteks idealisasinya, pelancong bukanlah obyek
catat, hingga Desember 2020, total kerugian industri pari- yang menerima begitu saja. Mereka adalah subyek kritis
wisata Indonesia mencapai di atas 150 trilun. Ribuan hotel yang harus diajak untuk berdialektika dengan produk wisata
dan restoran terpaksa tutup, sejumlah maskapai penerban- yang ditawarkan kepada mereka. Sehingga kedua belah
gan dan tour operator stagnan atau bahkan bangkrut. pihak bisa sama-sama menemukan dan mendapatkan pen-
Berdasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) galaman atas produk wisata tersebut.
jumlah kunjungan wisatawan di seluruh dunia menurun 44 Bagi wisatawan atau pelancong, setiap pengalaman dari
persen selama pandemi jika dibandingkan2019. Kunjungan suatu produk wisata yang dikunjungi atau dirasakannya,
wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mentok di akan menghasilkan suatu keputusan: apakah destinasi itu
angka 4 juta orang. Padahal Covid angkanya mencapai itu 18 menarik untuk dikunjungi kembali; atau sebaliknya, didatan-
juta. gi sekali saja serta cukup diabadikan dalam foto dan selesai.
Bali yang merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan Setiap keputusan dari wisatawan akan memberikan dampak
domestik maupun mancanegara, sampai akhirtahun lalu kepada destinasi, pengelola, dan tentu masyarakat sekitar.
masih harus menutup pintu wisman untuk menahan laju Semakin destinasi itu menarik banyak kunjungan, maka
penyebaran virus corona. Pulau Dewata itu mencatat keru- dampak kepada lingkungan sosial ekonomi masyarakat
gian pariwisata Rp 9,7 triliun setiap bulan. semakin besar.
Tapi lupakan perkara babak belur itu. Semuanya tidak akan Itulah sebabnya kemampuan pengelola destinasi untuk
selesai pada sesal. Pada posisi seperti ini hanya ada satu mengembangkan sistem produksi produk wisata bukan han-
solusi: bangkit! ya menjadi penting, tapi menjadi nyawa bagi keberlangsun-
Pandemi adalah bentuk realitas yang harus dihadapi. Maka, gan masa depan destinasi. Semakin kuat ide kreatif, maka
realitas baru di era “new normal” ini mau tidak mau adalah destinasi tersebut akan semakin menarik bagi banyak orang.
hidup berdampingan dengan Covid 19, bukan mengh- Sekadar ilustrasi, sebuah daerah menawarkan pemandan-
indarinya. gan alam luar biasa: indah, eksotis, dan mengagumkan. Para
3