Page 17 - dewi johormanik
P. 17
“Bunda,” kata Badarusamsi sambil memeluk
ibunya.
“Ananda pulang sendiri?”
“Benar, Bunda. Ayah menyuruhku segera
pulang.”
“Bagaimana keadaan ayahmu?”
“Baik, Bunda. Ayah dalam keadaan sehat. Dinda
Dewi di mana?”
“Adikmu di kamar. Temuilah dia. Pasti dia
sangat senang.”
Sultan Badarusamsi bergegas menuju kamar
Dewi Joharmanik. Setelah sampai di dekat pintu,
ia berhenti. Ia teringat perintah ayahnya, lalu
berusaha mencabut sebilah pedang yang terselip di
pinggangnya.“Mampukah aku melakukannya? Ini
tidak mungkin! Ini gila!” jerit Badarusamsi dalam
hati.
Ia menenangkan pikirannya. Sebelum
melaksanakan tugas, Badarusamsi ingin tahu
kesalahan adiknya. Ia tidak mau menyesal seumur
hidupnya. Ia terus bertanya, kesalahan apa yang
10