Page 14 - Legenda Condet
P. 14
“Allahu akbar,” gumamnya dengan mata berkaca-kaca.
Saat itu, Pangeran Condet buru-buru menutup daun
jendela di ruang depan. Udara malam itu dirasakannya
semakin dingin. Didengarnya suara kodok dan jangkrik
bersahut-sahutan. Burung hantu mengumandangkan
suaranya di dahan kecapi. Ia mendengar juga daun rambutan
bergesekan diterpa angin yang berembus kencang.
Pangeran Condet berjalan menuju kamar anaknya. Lalu,
disingkapnya tirai pintu kamar itu. Ia melihat kelima anaknya
tampak tidur pulas. Ia pun segera duduk di kursi kamar dan
membaca kitab yang berisi kumpulan hadis nabi. Ia membaca
kitab itu dengan wajah serius.
Tiba-tiba istrinya terbangun, “Kok belum tidur, Bang?
Udah malem gini… ”
“Mata abang belum ngantuk. Sebentar lagi barangkali.
Abang baca-baca ini dulu,” jawab Pangeran Condet sambil
menutup kitab yang dipegangnya.
“Memang lagi banyak pikiran, Bang? Kalau ada masalah
pasrahin aja ama Allah. ‘Kan ikhtiar kita udah.”
Pangeran Condet menggelengkan kepalanya. Sementara
itu, istrinya duduk di kursi yang berada di sampingnya.
“Kalau Abang lagi punya masalah, jangan diam saja.
Tolong saya dikasih tahu. Barangkali saya bisa bantu Abang.
Mudah-mudahan saya bisa bantu,” ujar perempuan berkain
dan berkebaya itu.
2