Page 11 - gunung lakon
        P. 11
     naik-turun  bukit.  Tidak  terasa  jalan  yang  dia  lalui
            semakin  hari  semakin  menanjak.  Pohon-pohon  besar
            yang tumbuh dengan lebat dan tinggi kelihatan seperti
            rumput  saja.  Akhirnya, dia  berhenti  di suatu tempat
            yang cukup tinggi dan sangat indah pemandangannya.
            Makawalang terkagum-kagum dengan keindahan alam
            yang  baru  pertama  kali  dia  lihat.  Kelelahan  yang  dia
            rasakan berhari-hari tergantikan dengan pemandangan
            yang begitu indah. Dia  bergumam dalam hati, “Rasanya
            ini tempat yang paling nyaman untuk dijadikan tempat
            tinggal.”  Makawalang  menyandarkan  tubuhnya  di
            sebatang  pohon.  Makawalang  tidak  henti-hentinya
            memandang ke kiri dan ke kanan. Dia sangat terpesona
            dengan pemandangan yang ada di tempat yang baru dia
            temukan.
                 Makawalang        mengamat-amati         tempat      itu.
            Akhirnya, Makawalang tertidur pulas. Saat terbangun
            dari  tidurnya,  Makawalang  terkejut.  Dia  bertanya-
            tanya  mengapa  sampai  berada  dan  tinggal  di  sebuah
            gunung  yang  tinggi  dan  besar  ini?  Dalam  pikirannya,
            “Siapa yang membawa saya sehingga sampai di tempat
            ini?  Atau,  jangan-jangan  saya  ini  bermimpi?”  Untuk
            meyakinkan       dirinya    Makawalang       mencubit-cubit
                                           3





