Page 80 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 80
Tekanan mental: menjaga citra palsu
melelahkan. Setiap postingan harus sesuai
dengan “persona” yang sudah dibangun.
Kehilangan jati diri: orang mulai lupa siapa
dirinya, karena terlalu larut dalam peran
digital.
Hubungan yang dangkal: pertemanan di
dunia maya sering hanya mengenal topeng,
bukan diri sejati.
Kerapuhan saat topeng terbuka: begitu
kebohongan terbongkar, hujatan datang
bertubi-tubi.
Ironisnya, identitas palsu yang awalnya dibuat
untuk mencari penerimaan justru bisa berakhir
dengan penolakan yang lebih menyakitkan.
Refleksi: Siapa yang Kita Tipu?
Identitas virtual yang palsu membuat kita
bertanya: siapa sebenarnya yang kita tipu?
Orang lain? Mungkin iya, untuk sementara.
Berhenti Menjadi Hakim Layar| 80

