Page 15 - E-Flipbook Sejarah Indonesia (Wabah PES di Malang Tahun 1911-1916) by Nursela Yunika Mesita
P. 15
Gambar 9. Alat strerilisasi untuk vaksinasi
Akan tetapi, upaya vaksinasi tidak mencapai hasil yang diharapkan, yaitu
meredanya kasus wabah pes. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah orang yang
divaksinasi lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi. Selain itu,
berdasarkan laporan Dr. O.L.E. De Raadt yang dikutip oleh Syefri Luwis (2008:65),
efektivitas vaksin dengan metode Jerman tidak diketahui secara pasti, dan vaksin
Haffkine memiliki efek yang lebih buruk sehingga penggunaannya dihentikan pada
tahun 1912. Biaya vaksinasi yang tinggi juga menjadi penyebab lain dihentikannya
program vaksinasi ini.
Tindakan disinfeksi juga dilakukan terhadap pakaian pemilik rumah, sementara
tempat tidur mereka dibakar. Interior atau barang-barang di dalam rumah dijemur di
bawah sinar matahari hingga satu bulan. Rumah yang dihuni oleh orang dengan
indikasi pes paru-paru langsung dibakar. Mendisinfeksi dengan petrosium residu
sebenarnya lebih efektif untuk menghilangkan bakteri pes paru-paru, namun hal ini
tidak dilakukan oleh pemerintah karena memerlukan biaya yang besar.
10