Page 43 - FIX_MODUL SUFA FLIP BOOK
P. 43
Pada tanggal 6 Juli 1949 pemerintah Republik kembali ke
Yogyakarta, yang sudah ditinggalkan oleh pasukanpasukan Belanda pada
akhir bulan juni. Soedirman dan pimpinan-pimpinan tentara lainnya
enggan mengakui kekuasaan sipil yang mereka anggap telah
meninggalkan Republik. Pada tanggal 1 Agustus, diumumkanlah genjatan
senjata yang akan mulai berlaku di Jawa pada tanggal 11 Agustus dan
Sumatera pada tanggal 15 Agustus.
Dengan disepakatinya prinsip-prinsip Roem-Royen tersebut,
pemerintah darurat RI di Sumatra memerintahkan kepada Sultan
Hamengkubowono IX untuk mengambilalih pemerintahan di Yogyakarta
apabila Belanda mulai mundur dari Yogyakarta. Partai politik yang
pertama kali menyatakan setuju dan menerima baik tercapainya
persetujuan Roem-Royen adalah Masyumi (Putra, 2020: 22). Dr. Sukiman
selaku ketua umum Masyumi menyatakan bahwa sikap yang diambil oleh
delegasi RI adalah dengan melihat posisi RI di dunia internasional dan di
dalam negeri sendiri, apalagi dengan adanya sikap BFO yang semakin
menyatakan hasratnya untuk bekerjasama dengan RI. Sedangkan Mr.
Surjono Hadinoto, ketua umum PNI menyatakan bahwa Persetujuan
Roem-Royen merupakan satu langkah ke arah tercapainya penyelesaian
dari masalah-masalah Indonesia.
E. Konferensi Meja Bundar (KMB)
1. Konfefernsi Inter Indonesia
Hubungan antara pemimpin-pemimpin BFO dan Republik
Indonesia, pertama kali dijalin pada 1949 ditempat pengasingan di
Bangka.waktu itu, pembentukan negara federal Indonesia Serikat masih
kabur kerena syarat mutlak pembebasan para pemimpin Republik
Indonesia belum dilaksankan.
E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI 36