Page 47 - 8_Kisah_Raja_Kura_Kura (1)
P. 47

41


              “Hai, Istriku, di mana tempurungku?”
              “Hai, apa hai-hai, suamiku Kura-kura? Oh, kamu
           siapa?”
              “Benar hai, aku suamimu. Di mana kau letak-
           kan tempurungku? Ini benar aku. Kalaupun kau

           menunjukkan tempurung itu kepadaku, Aku
           sudah tidak dapat lagi masuk ke dalam tem pu-
           rung itu sebab tempurung itu sudah kau pegang.

           Inilah  aku  suamimu.  Sekarang  tempurung  itu
           telah dibelah dua.”
              “Lalu  mengapa  kau  berlaku  seolah-olah  kau
           kura-kura?  Malu  sekali  aku  dengan  masyarakat
           di sekitar,” ucap Putri Azra. “Jadi apa yang harus

           dilakukan?” lanjut Putri Azra bertanya.
              Kemudian si Kura-kura bercerita.
              “Dahulu  orang  tuaku tidak  mempunyai anak.

           Jadi, bernazarlah seorang wanita tua supaya aku
           ada. Lahirlah aku sesuai dengan nazar. Dikatakan
           aku ini kura-kura,”
              Setelah itu, Putri Azra memanggil-manggil
           ayahnya.

              “Ada apa  ribut sekali Azra?  Buka pintu!”  kata
           Ayah Putri Azra.
              Kura-kura bergerak  maju  dan menyalami

           mer tua nya. Berpenganganlah  tangan ia dengan
           mertua nya.
   42   43   44   45   46   47   48   49   50