Page 42 - E-MODUL RECODE ISU-ISU LINGKUNGAN
P. 42
C. Pemanasan Global di Kajang: Dampak dan Adaptasi Masyarakat
Adat
Upaya konservasi hutan adat semakin digiatkan sebagai bentuk mitigasi terhadap pemanasan global.
Masyarakat Kajang, yang memang sudah memiliki tradisi kuat dalam menjaga kelestarian hutan, kini semakin
memahami peran penting hutan dalam menyerap karbon dan menjaga keseimbangan iklim yaitu ritual
andingngi. Andingingi adalah sebuah prosesi yang sakral di mana banyak laku yang harus dilakukan sebelum
pelaksanaannya. Semua orang yang datang ke lokasi acara diwajibkan berpakaian hitam dan harus melepas
alas kaki. Peserta ritual juga dilarang meludah sembarang tempat, tidak berbicara dan bergerak yang banyak,
yang bisa mengalihkan perhatian pemangku adat yang sedang menyelenggarakan ritual. Pengambilan
gambar untuk foto dan video hanya diperkenankan setelah pelaksanaan ritual inti.
Menurut Andi Buyung, ritual appalenteng ere’ ini sebenarnya merupakan acara inti dari pelaksanaan
andingingi, karena dipimpin langsung oleh Ammatoa yang melakukan pemberkatan. Semua bahan-bahan
atau kelengkapan ritual andingingi disiapkan pada ritual ini. Buyung menggambarkan kehidmatan acara ini
bisa dilihat dari kondisi langit yang cerah dan suasana yang tiba-tiba terasa damai dan menenangkan.
“Biasanya setelah pelaksanaan andingingi ini akan disertai dengan hujan deras, cuma untuk saat ini kita minta
agar tak ada hujan karena adanya atraksi ritual attunu panroli dan tarian pabitte passapu setelahnya,”
tambahnya.
Pelaksanaan andingingi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika selama ini
dilaksanakan dalam kawasan yag disebut rambang seppang, di salah satu bagian hutan yang disakralkan,
maka tahun ini dilaksanakan di luar kawasan, meski masih tetap termasuk dalam bagian kawasan hutan
Kajang. “Kita memang meminta agar ritual ini dilakukan di luar kawasan rambang seppang agar bisa diikuti
dan didokumentasikan oleh pihak luar. Ini bagian dari promosi budaya Ammmatoa Kajang,” ungkap Andi
Buyung Saputra, Camat Kajang, yang dalam struktur adat Kajang menjabat sebagai labbiria.
Sebelum pelaksanaan andingingi ini, malam sebelumnya telah dilakukan ritual yang disebut
appalenteng ere’ sebagai ritual persiapan andingingi. Ritual ini dipimpin langsung oleh Ammatoa. Lokasinya
sama dengan lokasi pelaksanaan ritual andingingi. Selama acara berlangsung tidak diperkenankan untuk
mengambil gambar foto dan video. Penerangan pun hanya menggunakan obor.
Gambar 2.3 Ritual Andingingi
“Tujuan dari ritual ini adalah meminta kepada Tu Rie’ Ara’na agar dimudahkan rezeki, dipanjangkan
umur dan senantiasa diberikan kedamaian dan dijauhkan dari mara bahaya,” ujarnya. Di akhir acara disajikan
makanan berupa nasi dan daging kerbau menggunakan piring yang terbuat dari daun lontar yang disebut tide.
Ada juga sayuran yang disajikan menggunakan wadah yang terbuat dari tempurung kelapa.
Isu-isu Lingkungan Kelas IX Semester II 32