Page 80 - eBook Manajemen Pengantar
P. 80
ekonomi (AS dan Jepang) dan politik dunia (AS dan Rusia) telah
bergabung ke dalam APEC.
Kemajuan pesat yang dialamiAPEC tidak lepas dari dorongan politis
langsung yang diberikan para pemimpin melalui AELM (APEC Eco-
nomic Leaders Meeting) yang telah berlangsung lima kali sejak AELM I
di Black Island, AS tahun 1993. Tahapan kegiatan APEC telah
berkembang dari perumusan visi di Black Island ke tahapan target dan
komitmen di Bogor. APEC kemudian melanjutkan kerjasamanya ke
tahapan perencanaan di Osaka, Jepang dan Subic, Pilipina. Selanjutnya,
dalam kepemimpinan Kanada selama tahun 1997,APEC telah memasuki
tahapan implementasi dari Rencana Aksi Individual (RAI), seperti:
pemotongan tariff bea masuk dan Rencana Aksi Kolektif (RAK).
Kepentingan RI terhadap APEC, yaitu memandangAPEC sebagai
salah satu dari empat jembatan, disamping UN, WTO, dan ASEAN,
yang dapat dimanfaatkan dalam menghadapi era globalisasi. Melalui
APEC, Indonesia berharap akan dapat mengejar ketertinggalan dalam
pembangunan ekonominya, dan dapat menjadi mitra kerjasama yang
sejajar dengan anggota ekonomi maju.
Karakteristik kerjasama APEC dilakukan melalui proses konsultasi,
serta proses kesepakatan dilakukan melalui negosiasi, fleksibilitas yang
demikian menguntungkan pihak Indonesia, dibandingkan dengan proses
di WTO. Lebih jauh, kerjasama APEC diharapkan akan memacu
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi dengan melihat
beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Sekitar 70% dari keseluruhan ekspor non-migas Indonesia
me mas uki p asa r A P EC . D en gan hi lan gnya ham bat an
perdagangan, ekspor non-migas Indonesia akan meningkat.
b. Dengan berjalannya proses liberalisasi perdagangan dan investasi
arus perdagangan dan investasi intra-APEC semakin meningkat.
Rasio pertumbuhan tingkat perdagangan intra-APEC dalam
perdagangan dunia meningkat lebih dari 7% dari 43,4% pada
tahun 1986 menjadi 50,6% pada tahun 1996.
c. Lebih dari 60% dari keseluruhan sumber investasi Indonesia
berasal dari anggota APEC. Dengan adanya deregulasi di bidang
investasi, penanaman modal asing di Indonesia meningkat dengan
tajam. Dalam tahun 1990-1993 modal asing yang masuk sebesar
$9 milyar, meningkat menjadi sebesar $23,7 milyar dan
meningkat tajam menjadi $40 pada tahun 1995. Dengan
Globalisasi dan Manajemen 69