Page 146 - CERPEN 9A - Copy
P. 146

Ana yang mendengar itu hanya bisa menangis pasrah,

                  “ Ini bukan kamu Alvinooo kamu, nggak mungkin kan ngelakuin hal itu?”

                  Ucap Ana berusaha

                  menampik fakta di liat sekarang.

                         Alvino  yang  dengan  itu  pun  menatap  datar,  dia  memegang  tangan

                  perempuan yang ada di sebelah nya, Ana mematung di tempat, air mata yang

                  berusaha Ana tahan pun, kembali turun. “fine, kamu udah bosen sama aku

                  ya? Padahal aku udah menetapkan hati aku sama kamu,” kata Ana terkekeh

                  lirih, Ana melihat Alvino yang diam di ranjang menatap datar.

                  “Selamat ulang tahun Andi Ikhsan Adalvino, sebagai hadiah nya, let's break,

                  ayo putuss.”

                         Ucap Ana menahan tangis dan pergi dari sana dengan nafas tersengal,

                  jantung  Ana  berulah  kembali,  Ana  memiliki  riwayat  penyakit  jantung  dari

                  kecil,  dan  Ana  menyembunyikan  itu  semua  dari  Alvino.  Ana  pun  dengan

                  langkah pelan berjalan pulang, untuk turun dari rumah nya Alvino, Ana yang

                  sudah  tidak  kuat  pun  jatuh  terguling  ke  bawah,  darah  keluar  banyak  dari

                  kepala ana, dengan tersenyum lemah Ana bergumam.

                         “Ini akan segera berakhir. Ayah bunda aku datang.” Ucapan terakhir

                  Ana  dan  hembusan  nafasterakhir  di  sana.  Sedangkan  di  sisi  lain,  Alvino,

                  menatap sendu kue ulang tahun dan kado yang berserakan di lantai.

                  “Apa ini nggak keterlaluan?” ucap perempuan itu.

                         “Gak, ini udah bener, Ana gk boleh sama cowok penyakitan kayak gue”

                  ucap alvino. Alvino memungut kue dan kado pemberian Ana, ya ini hanya

                  setingan Alvino, perempuan itu adalah sepupu jauh Alvino. Alvino divonis

                  memiliki  penyakit  mematikan,  dokter  mendisgnosa  alvino  tidak  memiliki

                  banyak  waktu  lagi,  Alvino  yang  mendengar  itu  pun  sedih  alvino  sangat

                  mencintai  Ana,  tapi  takdir  seperti  tidak  berpihak  kepadanya.  Setelah

                  memungut kue itu, Alvino membuka kado dari Ana, album foto kalian yang

                  sengaja Ana simpan di sana, Alvino pun menangis melihat foto itu.


                                                                                                    146
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151