Page 25 - CERPEN 9A - Copy
P. 25
atas kasur ku. Tak lama setelah aku bermain dengan handphone ku, aku
mencium aroma yang tak asing.
Aku masih mengamati aroma itu, aku ingat bahwa aroma itu seperti
aroma wangi wangian yang sering di pakai oleh salah satu temanku. Aku pun
duduk dan melihat cermin yang ada di depanku, lalu saat pandanganku
tertuju pada cermin, saat itu juga aku terkejut dengan apa yang ku lihat. Mata
sebelah kanan ku terlihat seperti lebam dan bengkak. Aku pun segera
menutup mataku dengan kedua tanganku.
Sesaat kemudian mataku kembali normal, namun aroma itu masih ada.
Saat aku mulai lega, tiba tiba ada sesosok bayangan hitam lewat di sebelah
kiriku. Sontak aku panik lagi dengan apa yang aku lihat dan tanpa berfikir
panjang aku segera lari ke ruang tamu.
Dengan keadaan masih sangat panik, aku mendengar ada suara barang
barang di meja kamarku. Namun bukannya takut aku malah merasa jengkel
dengan barang barang yang sudah pasti berhamburan itu. Aku menggumam
karena kesal, seolah olah yang menghambur barang di kamarku bukanlah
sosok yang tidak dapat di lihat. Setelah aku berdiam diri di ruang tamu, aku
mencium kembali aroma yang semula ada di kamarku.
Dengan rasa masih setengah panik aku pun menelpon siapa pun yang
bisa aku hubungi. Namun dari salah satu orang orang yang aku telpon tak
ada satu pun yang menjawab panggilan dariku. Namun aku berhasil chatting
dengan sahabatku yang sangat mustahil untuk membawaku pergi dari
rumahku, entah pergi melatih, atau pun jalan entah kemana yang bertujuan
untuk melupakan kejadian yang baru aku alami. Adzan isya pun
dikumandangkan di masjid dekat rumahku.
Setelah itu aku mendapat pesan dari salah satu teman latihan ku. Yang
berisi ajakan untuk pergi ke latihan. Awalnya aku yang duluan menghubungi
dia, namun dia tidak bisa, dan tiba tiba dia bisa membawaku ke rayon
tempatku melatih silat. Sepanjang perjalanan aku pun menceritakan apa yang
baru saja aku alami kepada temanku tersebut, dan dia pun berusaha
25

