Page 80 - CERPEN 9A - Copy
P. 80
Pada suatu hari tepat pada ulang tahun Thania yang ke 17 Tahun, di
hari ulang tahun nya, dia lebih memutuskan untuk menutup usia. Pada
Pukul 02.00 saat semua orang telah tertidur, Thania pergi ke dapur untuk
mengambil sebuah pisau, ia sudah sangat lelah menjalani hari-hari yang
penuh dengan kebencian, amarah, tangisan, teriakan yang begitu berisik, dan
semua hal yang dia terima.
Dengan tatapan kosong ia kembali ke kamar nya, mulai menyayat
tangannya, tanpa ekspresi ia menusuk perut nya sehingga mengeluarkan
darah. Masyhalha sang ibu, dan Igra sang adik tidak mengetahui akan hal itu,
keesokan pagi nya Masyhalha mencium amis darah, dia membuka kamar
Thania kaget dan syok melihat sang anak berlumuran darah terbaring tak
berdaya, ia meringis sambil berkata "OH TUHAN... Apa yang terlah terjadi
terhadap anakku" Masyhalha yang begitu panik, langsung memanggil Igra.
Mereka segera membawa Thania ke rumah sakit terdekat.
Namun, semua terlambat, Thania sudah banyak kehilangan darah,
nyawa nya tidak dapat di selamatkan. Sejak itu, Masyhalha sangat menyesal
akan perbuatannya. Hari-hari berlalu Masyhalha dan Igra memulai
kehidupan baru dan lembaran baru dengan harapan baru.
Mereka menjalani hidup berdua dan saling menjaga serta menyayangi.
Masyhalha dan Igra, sering ke makam Thania dan Arzkha. Dimana makam
tersebut bersampingan, setiap Masyhalha melihat makam anak dan suami
nya iya selalu berkata dalam hati "Kalian sudah begitu bahagia bukan? jaga
aku dan Igra dari sana ya, kalian harus liat kita menjalani hidup tanpa kalian,
ini sangat berat namun kami percaya kami bisa menyelesaikan ini sampai titik
terakhir. Bahagia selalu semesta ku. Kalian akan tetap ada di hati ku, selalu,
selalu, dan selalu".
~~~~~~
80

