Page 72 - Agribisnis Tanaman Buah Kelas XI Semester 1
P. 72
belerang. Yang sering menjadi masalah adalah tingkat kemasaman
yang rendah sehingga kita harus perlakukan khusus dengan
penambahan kapur.
Pengapuran bertujuan untuk menaikkan pH tanah yang semula masam
menjadi mendekati netral. selain itu, pengapuran juga menambah
unsur hara kalsium (Ca) maupun unsur magnesium (Mg) yang sangat
diperlukan tanaman. Kapur pertanian yang beredar di Indonesia pada
dasarnya terdiri dari kapur kalsit/kaptan (CaC03) dan dolomit
(CaC03MgC03). Pemilihan kedua jenis kapur pertanian tersebut
tergantung keperluan dan ketersediannya di suatu daerah. Apabila pH
tanah sangat rendah maka pengapuran sebaiknya menggunakan
kalsit/kaptan. Apabila pH tanah mendekati netral maka dapat dipakai
dolomite. Brikut ini disajikan hubungan antara pH tanah, reaksi
tanah, dosis penggunaan kapur karbonat/kalsit/kaptan, dan dolomit.
Tabel 2. Penggunaan Kapur Kg Per 1 Ha
Derajat Reaksi Tanah Kapur Dolomit
Kemasaman Carbonat/Kalsit/
(pH) Kaptan
4.0 Paling asam 1640 1610
4.5 Sangat asam 1500 1430
5.0 Asam 1130 1050
5.5 Asam 750 720
6.0 Agak asam 380 340
6.5 Netral - -
Sumber: Oisca
Penggunaan dolomit selain menambah unsur kalsium juga
mengandung unsur magnesium yang fungsinya untuk pembentukan
zat hijau daun (khlorofil) yang sangat penting dalam proses
fotosintesis, sedangkan penggunaan kalsit hanya menambah unsur
kalsium (Ca) saja. Waktu pemberian kapur/sulpur dapat dilakukan
pada saat pengolahan tanah dengan maksud unsur hara tersebut
54