Page 7 - Anang (KETENUAN BAKU PENULISAN SKRIPSI)_Neat
P. 7
10
mempunyai kitab suci atau yang dekat dengan kitab suci (ahli kitab) . Dan mereka
juga sepakat bahwa seorang laki-laki Muslim boleh mengawini ahli kitab, yakni
wanita-wanita Yahudi dan Nasrani, dan tidak sebaliknya
Dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 ( Undang-Undang Republik
Indonesia No. 1 tentang perkawinan) pasal 2 ayat 1 yang berbunyi,
"Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing- masing
agamanya dan kepercayaan itu". Maka dari itu, frasa “agamanya dan kepercayaan
11
itu” difahami sebagai “menurut hukum masing- masing keyakinan agamanya itu”.
Apabila hukum agamanya melarang seseorang menikah dengan orang diluar
agamanya, maka sesuai dengan pasal ini perkawinan tersebut tidaklah sah untuk
dilaksanakan.
12
Didalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 40 huruf (c) menyatakan
bahwa dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang
wanita karena keadaan tertentu; diantaranya karena seorang wanita yang tidak
beragama Islam. 13 Sedangkan pasal 44 menyatakan bahwa seorang wanita Islam
dilarang melangsungkan perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama
Islam.
10 Ahli Kitab (′Ahl al-Kitāb) adalah sebutan bagi umat Yahudi dan Nasrani di dalam Al-Qur'an.
Dinamakan demikian karena Allah telah mengutus nabi-nabi yang membawa kitab suci yaitu
Taurat melalui Nabi Musa dan Injil melalui Nabi Isa.
11 Didik Ahmad, HukumPerkawinanBagiUmat Islam Indonesia, Unissula Press, Semarang, 2015 Cet
2, h. 39-40
12 KHI adalah sekumpulan materi hukum islam yang ditulis pasal demi pasal, berjumlah terdiri atas
tiga kelompok materi hukum, yaitu hukum perkawinan (170) pasal, hukum kewarisan wasiat dan
hibah (44 pasal), dan hukum perwakafan (14 pasal) ditambah satu pasal ketentuan penutup.
13 Kompilasi Hukum Islam,CV. NuansaAulia, Bandung, 2012