Page 65 - MODUL BIOMEDIK III
P. 65
a. Deteksi oleh Nosiseptor
Ketika jaringan tubuh mengalami kerusakan atau menerima
stimulus yang berpotensi merusak (seperti panas, tekanan
berlebih, atau bahan kimia), nosiseptor (reseptor nyeri) yang
tersebar di jaringan tubuh akan mendeteksi rangsangan
tersebut.
b. Transduksi Sinyal
Nosiseptor mengubah stimulus fisik atau kimiawi menjadi
impuls listrik atau potensi aksi. Proses ini melibatkan perubahan
aliran ion pada membran nosiseptor, menciptakan sinyal listrik
yang menandakan adanya nyeri.
c. Transmisi Sinyal melalui Saraf Aferen
Potensi aksi yang dihasilkan bergerak melalui serabut saraf
aferen (terutama serabut A-delta untuk nyeri akut atau cepat, dan
serabut C untuk nyeri tumpul atau lambat) menuju ke sumsum
tulang belakang.
d. Proses di Sumsum Tulang Belakang dan Relai ke Otak
Di sumsum tulang belakang, sinyal nyeri melewati jalur
spinotalamikus dan kemudian ditransmisikan ke talamus (pusat
penghubung sensorik di otak).
e. Proses di Otak
Dari talamus, sinyal nyeri diteruskan ke korteks somatosensorik,
korteks prefrontal, dan sistem limbik. Korteks somatosensorik
memproses lokasi dan intensitas nyeri, sementara sistem limbik
mempengaruhi respons emosional terhadap nyeri.
54