Page 52 - MERAKI KEHIDUPAN_Sukadi_Neat
P. 52
rumahnya. Sesekali melihat gawai barunya. Badrun lelaki tua
gaul, meski rambutnya sudah beruban soal teknologi tidak
mau kalah dengan anak muda. Banyak aplikasi keren yang
diinstal di gawainya. Ternyata kegelisahannya justru karena
akan berkurban. Tiga hari yang lalu ia mentransfer sejumlah
uang untuk membeli hewan kurban. Kambing yang dibeli
belum dikirim ke alamatnya. Padahal besuk pagi harus
diantarkan ke panitia kurban. Apalagi Badrun sudah tercatat
salah satu warga yang berkurban. Tradisi di kampungnya,
nama-nama yang akan berkurban diumumkan melalui
pengeras suara sebelum salat Id.
Badrun terjaga dari tidurnya saat suara azan subuh
berkumandang. Hatinya semakin gelisah, bingung bercampur
aduk. Kambing tak kunjung dikirim. Badrun mengirim ulang
pesan whatsapp ke nomor saat ia mentransfer uang. Centang
satu!! Waduh, ketipu begitu pikirannya. Para tetangga mulai
berbondong-bondong pergi ke Masjid. Badrun meelangkah
gontai menuju masjid. Jantungnya dag-dig-dug
membayangkan yang terjadi. Saat beberapa langkah berjalan,
ia mendengar suara kambing. Badrun menoleh ke belakang
dan melihat gojek berhenti di depan rumahnya.
42 | Sukadi