Page 5 - 37 Masalah Populer
P. 5
هلع وه لاا هلإ لا الله يبر رصن خيشلا داز اناوخإ نينميملابو ةلبق ةبعكلابو امامإ نآرقلابو ايبن ملسو هيلع الله ىلص دمحمبو
رصن خيشلاو يلوتملاو نيسح يضاقلا هبابحتسا يلع ص ن نمم بحتسم مهدنع نيقلتلا اذهف ميظعلا شرعلا بر وهو تلكوت
مهريغو يعفارلاو يسدقملا
Para ulama mazhab Syafii menganjurkan talqin mayat setelah dikuburkan, ada seseorang yang
duduk di sisi kubur bagian kepala dan berkata: “Wahai fulan bin fulan, wahai hamba Allah anak
dari hamba Allah, ingatlah perjanjian yang engkau keluar dari dunia dengannya, kesaksian tiada
tuhan selain Allah, hanya Dia saja, tiada sekutu baginya, sesungguhnya Muhammad adalah
hamba-Nya dan rasul-Nya, sesungguhnya surga itu benar, sesungguhnya neraka itu benar,
sesungguhnya hari berbangkit itu benar, sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, tiada
keraguan baginya, sesungguhnya Allah membangkitkan orang yang di kubur, sesungguhnya
engkau ridha Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai nabi, al-Qur’an
sebagai imam, Ka’bah sebagai kiblat, orang-orang beriman sebagai saudara”. Syekh Nashr
menambahkan: “Tuhanku Allah, tiada tuhan selain Dia, kepada-Nya aku bertawakkal, Dialah
Pemilik ‘Arsy yang agung”. Talqin ini dianjurkan menurut mereka, diantara yang menyebutkan
secara nash bahwa talqin itu dianjurkan adalah al-Qadhi Husein, al-Mutawalli, Syekh Nashr al-
7
Maqdisi, ar-Rafi’i dan selain mereka .
اولاق باحصلاا هيلع قعتاو يعفاشلا هيلع صن هل رعغتسيو تيملل وعدي ةعاس نفدلا دعب ربقلا ىلع ثكمي نأ بحتسي
نقلي نأ بحتسي انباحصأ نم تاعامج لاقو لضفأ ناك نآرقلا اومتخ نإو نآرقلا نم ئش هدنع أرقي نأ بحتسيو
Dianjurkan berdiam diri sejenak di sisi kubur setelah pemakaman, berdoa untuk mayat dan
memohonkan ampunan untuknya, demikian disebutkan Imam Syafi’i secara nash, disepakati
oleh para ulama mazhab Syafi’i, mereka berkata: dianjurkan membacakan beberapa bagian al-
Qur’an, jika mengkhatamkan al-Qur’an, maka afdhal. Sekelompok ulama mazhab Syafi’i
8
berkata: dianjurkan supaya ditalqinkan .
Pendapat Imam Ibnu Taimiah (661H/1263M – 728H/1328M) :
9
7 Imam an-Nawawi, loc. cit.
8 Ibid, juz.V, hal.294.
9 Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Abdul Halim bin Abdissalam bin Abdillah bin Abi al-Qasim bin
Muhammad bin Taimiyyah al-Harrani al-Hanbali ad-Dimasyqi. Bergelar Syaikhul Islam. Lahir di Harran (Turki).
Melanjutkan petualangan ilmiah ke Damaskus. Diantara karyanya: Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim fi ar-Raddi
‘ala Ahl al-Jahim, as-Siyasah asy-Syar’iyyah fi Ishlah ar-Ra’i wa ar-Ra’iyyah, ash-Sharim al-Maslul ‘ala Syatim
ar-Rasul, al-Wasithah Baina al-Khalq wa al-Haq, al-‘Aqidah at-Tadammuriyyah, al-Kalam ‘ala Haqiqat al-Islam
wa al-Iman, al-‘Aqidah al-Wasithiyyah, Bayan al-Furqan Baina Auliya’ asy-Syaithan wa Auliya’ ar-Rahman, Tafsir
Surah al-Baqarah, Dar’ Ta’arudh al-‘Aql wa an-Naql, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah, Majmu’ al-Fatawa dan
kitab-kitab lainnya.
5