Page 245 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 245

Sejak saat itu, Istri rajin membuat

                                   catu nasi. Setiap catu nasi yang dia
                                   buat, dia niatkan untuk menambah hasil
                                   panennya.
                                      Namun, ada keanehan yang terjadi.

                                               Saat Suami pergi ke sawah,
                                               onggokan tanah yang berbentuk
                                               seperti catu nasi itu semakin
                                               besar.

                                                  Rupanya, tiap kali sang istri
                                            membuat catu nasi, saat itu pula
                                         onggokan tanah membesar.
                                      Si petani tidak menyadari hal itu. Dia

                           malah membuat catu yang lebih besar dan lebih
            besar lagi. Seolah mengikutinya, onggokan tanah itu juga
            semakin besar dan lebih besar.
               Lama-kelamaan, onggokan tanah itu berubah menjadi

            bukit. Saat si petani dan istrinya berhenti membuat catu
            nasi, onggokan tanah itu juga berhenti membesar.
               Sejak saat itulah, onggokan tanah itu disebut dengan
            Bukit Catu.





















       242
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250