Page 155 - Kumpulan Soal Sumatif Tengah VII,VIII dan akhir semester genap IX
P. 155
memang sangat berpengaruh terhadap kehidupan budaya masyarakatnya karena berkat letak yang strategis
tersebut, terjadi interaksi antara Indonesia dengan bangsa asing yang sangat intens.
Apalagi hal tersebut sudah terjadi sejak zaman dahulu hingga akhirnya mendorong terjadinya
akulturasi budaya. Adapun penyebab letak strategis Indonesia juga didukung dengan kondisi geografis berupa
kepulauan yang juga menjadikan kebudayaan bangsa semakin beragam antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya.
Keanekaragaman budaya masyarakat ini tidak terbatas pada satu bidang saja. Sebab, keberagaman
budaya juga bisa Anda lihat dari keanekaragaman mata pencaharian, tradisi, pola-pola pemukiman, budaya,
adat istiadat, hingga berbagai aspek kehidupan sosial lainnya.
Misalnya, adanya ribuan suku yang memiliki kebudayaan berbeda-beda. Perbedaan ini tentu
disebabkan oleh letak geografis suku tersebut yang berpengaruh pada kebiasaan dan kebudayaannya masing-
masing.
Tentu saja keberagaman budaya yang ada di masyarakat menjadi salah satu wujud kekayaan
tersendiri yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Apalagi sekarang ini budaya Indonesia sudah semakin dikenal
oleh masyarakat dunia. Mulai dari makanan hingga kesenian, seperti rendang, nasi goreng, kesenian wayang,
batik, Reog Ponorogo, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, agar budaya masyarakat Indonesia bisa tetap terjaga, maka seluruh generasi bangsa
harus saling bekerja sama dan juga bergotong royong dalam melestarikan berbagai kebudayaan yang ada di
Indonesia agar bisa tetap lestari hingga generasi mendatang.
Berbaurnya budaya dan keterhubungan antarbangsa di Indonesia tidak terjadi dari ruang
hampa. Pada abad-abad lampau, kehadiran para pedagang lintas bangsa memegang peran kunci
terhadap asimilasi budaya yang masih bisa kita lihat jejaknya dari berbagai cagar budaya dan banyak
warisan budaya tak benda di Indonesia. Hal tersebut terjadi karena komoditi rempah yang berasal
dari banyak kepulauan di Nusantara terlibat lalu lalang dalam perniagaan masa lalu sehingga
menjadi salah satu rute budaya yang dikenal sebagai Jalur Rempah.
Jalur Rempah memiliki peran krusial dalam terbentuknya globalisasi, sebagaimana Jalur
Sutra yang menghubungkan Timur dan Barat, Jalur Rempah juga menjadi pusat interaksi budaya,
ekonomi, politik hingga agama. Adanya jejak bangsa-bangsa asing di pulau penghasil rempah
menjadi bukti nyata bahwa rempah memang tidak hanya berperan sebagai komoditas, namun juga
memiliki andil dalam terciptanya Indonesia hari ini yang multi-etnis.
Jalur Rempah yang membentang di kepulauan Nusantara, Cina, India, Timur Tengah, sampai
ke Eropa merupakan jalur yang bermula dari pencarian rempah-rempah yang tumbuh di kepulauan
Nusantara dan dibawa menuju dunia luar. Rempah-rempah yang awalnya digunakan masyarakat
setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (kesehatan, bumbu, hingga ritual) berhasil
mencuri perhatian dunia dan berhasil menjadi penggerak perekonomian dunia. Hal inilah yang
kemudian mendorong banyak bangsa asing untuk memulai pencarian rempah, hingga tercipta silang
budaya antarmasyarakat kepulauan Nusantara dan bangsa asing sebagai suatu kausalitas dan
membentuk apa yang kini menjadi kebhinekaan Indonesia.
Jalur Rempah diyakini sudah terbentuk jauh sebelum Jalur Sutra, beberapa bukti berupa
pemakaian lada hitam di lubang hidung Ramses II (1224 SM) sebagai bahan pengawetan mumi. Lalu,
ada juga sebuah puisi Tamil yang berjudul “Cilappatikāram” (the lay of the anklet) pada 200 M yang
mencatat syair soal lada. “Kapal-kapal megah, Mahakarya bangsa Yunani, Mengeluarkan buih putih
di sungai Periyar… tiba dengan emas dan berangkat dengan lada.” menjadi fakta menarik yang perlu
ditelusuri lebih jauh soal dari mana rempah itu berasal dan kapan pertama kalinya Jalur Rempah
ada.
Selain itu, fakta bahwa kepulauan Nusantara telah dihuni Orang Laut (Suku Bajau) yang
kerap bertualang sejak berabad-abad lalu dan tinggal di hampir seluruh perairan Nusantara, juga
menjadi fakta yang bisa ditelusuri lebih jauh dan sampai di mana saja jejak-jejaknya.