Page 86 - SEJARAH NASIONAL INDONESIA KELAS XI SEMESTER 1
P. 86

Persaingan itu semakin tajam setelah Portugis berhasil menjalin persekutuan
                 dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore. Semua ini tidak
                 terlepas  dari  ambisi  bangsa-bangsa  Barat untuk  menguasai  perdagangan
                 dan menanamkan kekuasaannya di Maluku. Mereka sering memanfaatkan
                 kelemahan  kaum pribumi termasuk memanfaatkan intrik-intrik  yang
                 membuat perpecahan di lingkungan istana.


                 Pada tahun 1529  terjadi perang antara Tidore melawan Portugis. Penyebab
                 perang ini karena kapal-kapal Portugis menembaki jung-jung dari Banda yang
                 akan membeli cengkih ke Tidore. Tentu saja Tidore tidak dapat menerima
                 tindakan armada Portugis. Rakyat Tidore angkat senjata. Terjadilah perang
                 antara  Tidore melawan  Portugis. Dalam  perang ini  Portugis mendapat
                 dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya Portugis mendapat kemenangan.
                 Dengan kemenangan ini Portugis menjadi semakin sombong dan sering
                 berlaku kasar terhadap penduduk Maluku. Upaya monopoli terus dilakukan.
                 Maka, wajar jika sering terjadi letupan-letupan perlawanan rakyat.

                 Sementara itu konflik dan persaingan antara Portugis dan Spanyol di Maluku
                 ini harus segera  diakhiri. Dengan mengingat kesepakatan pada Perjanjian
                 Tordesillas, maka diadakan perjanjian damai antara Portugis dan Spanyol.
                 Perjanjian damai dilaksanakan di Saragosa pada tahun 1529.  Berdasarkan
                 Perjanjian Saragosa ini disepakati bahwa Portugis tetap berkuasa di Maluku,
                 sementara Spanyol berkuasa di wilayah Filipina.  Dengan demikian setelah
                 ditandatangani  Perjanjian Saragosa,  kedudukan Portugis di Maluku
                 semakin kuat. Portugis semakin berkuasa untuk memaksakan kehendaknya
                 melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Kedudukan
                 Portugis juga semakin mengancam kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada
                 di Maluku.

                 Melihat  kesewenang-wenangan  Portugis  itu, pada tahun 1565  muncul
                 perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan  Sultan Khaerun/Hairun.
                 Sultan Khaerun menyerukan seluruh  rakyat dari Irian/Papua sampai Jawa
                 untuk angkat senjata melawan kezaliman kolonial Portugis. Portugis mulai
                 kewalahan dan menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Dengan
                 pertimbangan kemanusiaan,  Sultan Khaerun menerima ajakan Portugis.
                 Perundingan dilaksanakan pada tahun 1570 bertempat di Benteng Sao Paolo.
                 Ternyata semua ini hanyalah tipu muslihat Portugis. Pada saat perundingan
                 sedang berlangsung,  Sultan Khaerun ditangkap  dan dibunuh.  Tindakan
                 yang dilakukan Portugis kala itu sungguh  kejam dan tidak mengenal
                 perikemanusiaan. Demi keuntungan ekonomi Portugis telah merusak sendi-
                 sendi kehidupan kemanusiaan dan keberagamaan.



                 78     Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91