Page 71 - Pancing 2009
P. 71

13. RAWAI TUNA




                   Sesuai namanya, rawai tuna dioperasikan untuk menangkap jenis-jenis ikan tuna.
               Lokasi penangkapannya pada perairan dalam yang jauh dari pantai. Rawai tuna yang

               banyak digunakan di Indonesia dioperasikan dengan cara dihanyutkan..


               13.1. Konstruksi Rawai Tuna



                   Rawai  tuna  tersusun  atas  bagian-bagian  tali  utama,  tali  cabang,  tali  pelampung,
               pelampung, lampu pelampung, bendera, tiang bendera. Adapun tali cabang terdiri atas  tali

               cabang utama, kili-kili, sekiyama, barlen dan kail. Panjang total tali cabang sekitar 35 m.
               Tali cabang utama terbuat dari tali polyamide (PA) monofilament nylon berdiameter 2

               mm dan kawat barlen dari baja tahan karat berdiameter 2 mm. Ukuran kail yang dipakai

               biasanya bernomor 4. Pada Gambar 37 diilustrasikan rancangan umum tali cabang rawai
               tuna. Adapun pada Gambar 38 ditunjukkan rancangan 1 basket rawai tuna.


               13.2. Operasi Penangkapan Rawai Tuna


                   Operasi penangkapan ikan tuna dengan menggunakan rawai tuna selalu menggunakan

               umpan.. Ada 3 jenis umpan yang biasa digunakan, yaitu  ikan bandeng (Chanos chanos),
               layang  (Decapterus  russelli),  dan  cumi-cumi  (Loligo  sp.).  Umpan  cumi-cumi  hanya

               digunakan pada saat langit sedang dalam keadaan purnama.
                   Waktu operasi penangkapan ikan menggunakan rawai tuna tergantung pada keadaan

               bulan. Pada keadaan bulan purnama, pemasangan rawai dilakukan sekitar pukul 23.00.

               Rawai diangkat pada pagi harinya. Adapun pada keadaan bulan gelap, pemasangan rawai
               dilakukan pada pagi hari dan diangkat pada sore harinya. Gambar 39 memperlihatkan

               posisi rawai ketika dioperasikan.
                   Pemasangan alat diawali dengan pelemparan pelampung tanda dan selanjutnya tali

               utama dan tali cabang. Selama pelemparan alat, kapal bergerak dengan kecepatan rendah
               sekitar  4-5  knot.  Arah  gerak  kapal  disesuaikan  dengan  posisi  tali  utama  yang  telah

               dilemparkan ke laut sebelumnya.  Kecepatan kapal dikurangi jika terjadi kekusutan pada

               tali utama.  Pengangkatan alat dilakukan mulai dari pelampung tanda yang lokasinya dekat
               dengan kapal. Selama pengangkatan, kapal bergerak perlahan searah dengan tali utama.

               60
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76