Page 34 - MODUL IPA TERPADU TERINTEGRASI SAINS-ISLAM
P. 34

Para ahli mengatakan, ketika seseorang naik ke angkasa lebih dari 8 kilometer di
                  atas  permukaan  laut,  sesungguhnya  ia  sedang  menghapkan  dirinya  pada  berbagai
                  komplikasi kesehatan yang disebabkan oleh berkurangnya kadar oksigen di udara dan
                  menurunya  tekanan  udara.    Sesak  dada  yang  dirasakan  oleh  seseorang  yang  naik  ke

                  ketinggian bisa  dari gejala seperti pusing terus-menerus, kantuk, nyeri di sekujur tubuh,
                  serta  tekanan  yang  sangat  kuat  tehadap  jantung  dan  paru-paru  yang  bisa
                  mengakibatkan pecahnya sel-sel dan jaringan-jaringan di dalam tubuh.


                         Oleh  sebab  itu,  pesawat  yang  terbang  pada
                  ketinggian 12 kilometer diberi tambahan tekanan sebanyak
                  delapan  kali  lipat  agar  tekanan  di  dalam  pesawat  sama
                  dengan  yang  ada  di  bumi.  Jika  tidak  demikian  semua
                  penumpang  pesawat  bisa  tidak  sadarkan  diri.  Seperti

                  halnya  juga  para  astronot  menggunakan  pakaian  khusus         Gambar 2.9 : Pakaian atronot
                  untuk  melawan  tekana  udara.  Pakaian  itu  dirancang  agar          Sumber : IDNtime
                  tidak  rembus  cahaya  dan  udara,  dan  sudah  diisi  dengan
                  udara  yang  sudah  disesuaikan  tekanannya  untuk  menjaga

                  keselamatan tubuh sang astronot.

                          Ternyata naiknya seseorang ke langit menyebabkan ia sesak dada ini, juga telah
                  di isyaratkan dalam al-qur’an. Allah Ta’ala berfirman :


                     ُ َّ َّ َ َ َّ َ َ  ً  َ  َ  ً    َ  ٗ َ  ْ َ  ْ  َ ْ  َ َّ  ُّ  ْ  َ  ْ  ُّ ْ َ َ  َ  ْ  ْ  ٗ َ  ْ َ  ْ ْ َ ٗ َ ْ َّ  ْ  َ  ُ  ّٰ  ُّ  َ ْ  َ
                                                      ٗ
                                                                                     َ
                   ىف دعصي امناك اجرح ا   قيض هردص لعجي هلضي نا دري نمو  ِِۚ مالس ِ الِل هردص حرشي هي ِ دهي نا للّٰا  ِ دري ن   مف﴿
                                                         ِ
                   ِ
                                       ِ
                                                               ِ
                                                                                                      ِ
                                                                          َ  َّ  َ         ّٰ  ُ  َ َ ٰ  َ
                                                                    ْ
                                                                  َ ُ ْ ُ  َ ْ   َ  َ ْ     ُ  َ ْ       َ َّ
                                                               ﴾   ١٢٥  نون ِ مؤي ال ني ِ ذلا ىلع سجرلا للّٰا لعجي كِلذك  ِۗ ءۤامسلا
                                                                                       ِ
                  “Maka,  siapa  yang  Allah  kehendaki  mendapat  hidayah,  Dia  akan  melapangkan  dadanya
                  untuk  menerima  Islam.  Siapa  yang  Dia  kehendaki  menjadi  sesat,  Dia  akan  menjadikan
                  dadanya  sempit  lagi  sesak  seakan-akan  dia  sedang  mendaki  ke  langit.  Begitulah  Allah
                  menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Al-An'am[6]:125).
                         Ayat  diatas  mengunggkapkan  makna  sesak  dengan  sangat  tepat  dengan
                  menggunakan kata yashsha’adu, yang berarti naik dan naik lagi. Ayat diatas tidak hanya

                  berbicara mengenai sesaknya dada saat naik angkasa tapi bertambahnya sesak seiring
                  dengan  bertambahnya  ketinggan  seseorang  di  udara.  Inilah  bukti  keajaiban  al-Qur’an
                  karena  pengetahuan  tersebut  telah  dipaparkan  pada  sekitar  1400  tahun  yang  lalu,
                  diamana teknologi dan ilmu pengetahuan belum mampu mengungkapnya.


                  E-modul IPA Terpadu Terintegrasi Sains dan Islam                                      27

                  Kita dan Bumi Allah
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39