Page 7 - Panduan Mentoring Islam STPN 2021
P. 7

c. Seorang da’i harus memiliki sikap benar, berani, rela berkorban, satria, zuhud, penyayang
                  dan  muamalah  yang  baik.  Akhlaq  ini  semua  akan  mampu  membuka  hati  manusia  apabila
                  dilaksanakan oleh para da’i.
                  2. Menjauhi hal-hal yang haram.
                  Dengan menjauhi hal-hal yang haram akan memancarkan nur Rabbani di dalam hatinya serta
                  akan terlepas dari hawa nafsu, (QS 83:14 ) Orang yang tidak bisa mewujudkan hal tersebut
                  tidak berhak berdiri di shof da’i.
                  3. Qudwah (contoh amaliyah nyata ).
                  Semaksimal mungkin da’i harus mampu menjadikan dirinya sebagai gambar hidup dari apa yang
                  di  da’wahkan  (Al-Qur’an)  sebab  da’wah  bil  hal  lebih  kuat  pengaruhnya  dibanding  da’wah
                  dengan konsep.
                  4. Siap berkorban.
                  Seorang  da’i  berfungsi  sebagai  sopir  manusia.  Ia  harus  tampil  pertama  dalam  segala  hal
                  sebagi tauladan, dalam berkorban, berkorban waktu, harta untuk tegaknya kebenaran. Begitu
                  pula  berkorban  untuk  mencegah  segala  kemungkinan  yang  akan  menyebabkan
                  kemungkinankemungkinan negatif dalam Islam.
                  5. Bertanggung jawab.
                  Seorang da’i harus berfikir tentang kewajiban dan ruang lingkup tanggung jawabnya sehingga
                  mampu membimbing ummat kepada amaliah Islamiyah.

                  3. KRITERIA PEMIKIRAN
                  Pemikiran seorang da’i adalah hal yang daruri, mutlak dituntut. Bagaimana tidak, seorang da’i
                  sebagai transformer Islam kepada mad’unya. seorang da’i yang tidak memiliki pemikiran atau
                  hujjah yang kuat serta penalaran yang memadai tidak mungkin dapat diterima oleh mad’unya.
                  Lebih  dari  itu  Islam  sebagai  bahan  yang  dida’wahkan  sedangkan  Islam  sendiri  itu  adalah
                  aqo’id, dan pemikiran, prinsip-prinsip serta hukum yang semuanya itu menuntut kemampuan
                  seorang da’i di dalam mengemukakan nalar dan hujjahnya secara tepat dan mantap. Mampu
                  menjelaskan  bahwa  Islan  itu  adalah  dien  yang  benar  dan  sempurna  pembawa  rahmat  dan
                  kedamaian dunia akhirat. Maka untuk itu da’i harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
                  v Kejelasan konsep/fikroh da’wah yang diserukan.
                  Da’i  dituntut  agar  fikroh  dan  da’wahnya  benar-benar  mantap  dan  jelas  baik  yang
                  bersangkutan  dengan  ruhiyah,  akhlaq,  sosial,  ekonomi,  politik.  Terlebih-lebih  hal-hal  ynag
                  bersifat  mendasar  seperti  masalah  aqo’id  dan  hal  semacamnya.  Da’i  harus  berusaha  untuk
                  menguasainya. Jika tidak maka maka da’i tidak mampu membawa ummat kepada saasaran yang
                  dikehendaki da’wah itu sendiri.
                  v Faham dan menguasai misi dan fikroh yang dibawanya.
                  Tidak  boleh  tidak  bahwa  seorang  da’i  harus  memiliki  pemahaman  plus  dari  mad’unya,  oleh
                  karena  itu  ia  dituntut  bisa  menguasai  pemahaman  ‘ulumuddin  yang  cukup  dalam  berbagai
                  seginya.  Perkaranya  bagaimana  mungkin  orang  yang  tidak  mempunyai  sesuatu,  bisa
                  memberikan  sesuatu.  Orang  jahil  bisa  mengajarkan  ilmu,  orang  yang  tidak  faham
                  memahamkan orang lain, suatu hal yang mustahil secara logika.
                  v Mempunyai wawasan Islam yang luas.
                  Lebih jauh dari yang dijelaskan di atas  seorang da’i tidak cukup hanya dengan faham atau
                  menguasai  saja.  Ia  dituntut  memiliki  wawasan  ilmiyah  Islamiyah  yang  luas  (tsaqofah
                  Islamiyah).  Mengetahui  berbagai  perisrtiwa  dan  kejadian  penting,  pasang  surutnya
                  pergolakan  sosial,  politik  dalam  dan  luar  negeri,  berbagai  ketimpangan  atau  macam  macam
                  aliran yang berkembang. Hal itu semuanya bisa diketahui tentang latar belakang atau sebab
                  musababnya.


                                                               Panduan Kerohanian Islam STPN | 6
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12