Page 32 - Modul Elektronik Pemanasan Global
P. 32
Modul Elektronik
Pemanasan Global
Dari gambar 19-24 di atas dapat dilihat bahwa distribusi curah hujan
rata-rata tahunan di Bengkulu pada tahun 2015 berada pada rentang 40
mm sampai dengan 160 mm. Kemudian pada tahun 2016 curah hujan rata-
rata tahunan di Bengkulu berada pada rentang 70 mm sampai dengan 170
mm, yang artinya meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2017,
curah hujan rata-rata tahunan di Bengkulu turun kembali menjadi 50 mm
sampai dengan 150 mm. Selanjutnya di tahun 2018 sedikit meningkat
yaitu pada rentang 60 mm sampai dengan 160 mm. Di tahun 2019
kembali turun menjadi 30 mm sampai dengan 130 mm. Terakhir di tahun
2020 curah hujan rata-rata tahunan di Bengkulu kembali meningkat
menjadi 60 mm sampai dengan 150 mm. Dari data tersebut, diketahui
bahwa dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2020, curah hujan terendah
itu pada tahun 2019 dan tertingginya pada tahun 2016.
Jumlah penguapan yang menghasilkan jumlah air dalam awan
(kelembaban udara) dipengaruhi oleh suhu udara. Ketika uap air di dalam
awan sudah mencapai jumlah maksimum, maka uap air dalam awan akan
jatuh ke bumi menjadi butir air (hujan) sehingga laju kelembaban udara
berbanding lurus dengan jumlah curah hujan. Terlihat pada pemodelan
curah hujan, curah hujan terendah itu pada tahun 2015 dan 2019, begitu
juga dengan kelembaban udara terendah pada tahun 2015 dan 2019.
Mari Berlatih
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap
di atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan
menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan
gelombang panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.
Tindakan apa yang bisa dilakukan sebagai solusi dari permasalahan tersebut?
24

