Page 23 - Hasil Produk E-Modul Mitben Klimatologis
P. 23
b. Partisipasi masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Alam Banjir
Partisipasi masyarakat dalam mitigasi bencana alam banjir di Indonesia merupakan
elemen kunci dalam upaya mengurangi risiko dan dampak banjir. Partisipasi masyarakat
mengacu pada keterlibatan aktif dan kolaboratif penduduk dalam perencanaan,
persiapan, dan respons terhadap bencana banjir. Berikut adalah beberapa aspek
partisipasi masyarakat dalam mitigasi banjir di Indonesia:
1. Pengetahuan dan Kesadaran: Partisipasi dimulai dengan pendidikan dan peningkatan
kesadaran masyarakat tentang bahaya banjir. Ini melibatkan kampanye informasi,
pelatihan, dan penyuluhan di tingkat komunitas untuk membantu warga memahami
risiko dan tindakan pencegahan.
2. Perencanaan Darurat Keluarga: Masyarakat diajak untuk merencanakan tindakan
darurat dan evakuasi bersama keluarga mereka. Ini mencakup menentukan rute
evakuasi, titik kumpul, persediaan makanan, air, obat-obatan, dan peralatan darurat.
Semua ini membantu meningkatkan tingkat persiapan masyarakat.
3. Partisipasi dalam Pelatihan Tanggap Bencana: Warga dapat mengikuti pelatihan
tanggap bencana yang diselenggarakan oleh pihak berwenang atau organisasi
kemanusiaan. Ini melatih warga dalam tindakan darurat, pertolongan pertama, dan
keterampilan bertahan hidup yang diperlukan dalam situasi bencana.
4. Partisipasi dalam Tim Tanggap Bencana: Beberapa warga dapat menjadi anggota tim
tanggap bencana setempat sebagai relawan. Mereka dilatih untuk membantu dalam
evakuasi, penyelamatan, dan bantuan pasca-bencana.
c. Penanggulangan Bencana Alam Banjir Melalui Kearifan Lokal
Penanggulangan bencana alam banjir melalui kearifan lokal melibatkan pemanfaatan
pengetahuan, praktik, nilai-nilai, dan tradisi yang telah ada dalam suatu komunitas atau
daerah untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana.
Di Indonesia, terdapat berbagai contoh kearifan lokal yang telah digunakan dalam upaya
penanggulangan banjir. Berikut adalah beberapa contoh beserta daerah asalnya:
1. Sistem Pengelolaan Air Tradisional (Subak) di Bali: Subak adalah sistem pengelolaan
air tradisional di Bali yang telah digunakan selama berabad-abad. Para petani di Bali
mengatur distribusi air irigasi secara adil dan berkelanjutan. Mereka mengontrol aliran
air dengan tanggul dan saluran air untuk menghindari banjir dan kekeringan. Subak
juga mencerminkan nilai-nilai budaya Bali yang kuat terkait dengan kebersamaan dan
keadilan dalam pengelolaan sumber daya air.
15