Page 24 - Hasil Produk E-Modul Mitben Klimatologis
P. 24

2.  Pemanfaatan Tanaman Air di Kepulauan Nusantara: Masyarakat di berbagai pulau di
               Indonesia  telah  mengembangkan  pengetahuan  tentang  penggunaan  tanaman  air,
               seperti bambu dan tumbuhan air lainnya, untuk menyerap kelebihan air dan mencegah
               banjir. Tumbuhan ini ditanam di sekitar sungai atau daerah yang rentan banjir untuk
               mengendalikan aliran air.
             3.  Sistem Peringatan Dini Berbasis Pengetahuan Lokal: Beberapa komunitas di Indonesia

               telah  mengembangkan  sistem  peringatan  dini  berbasis  pengetahuan  lokal.  Misalnya,
               mereka  dapat  memantau  tanda-tanda  alam  seperti  perubahan  warna  air  sungai,
               perilaku hewan, atau perubahan cuaca lokal untuk memberikan peringatan dini tentang
               potensi banjir kepada anggota komunitas.
             4.  Manajemen Sumber Daya Air dalam Budaya Dayak di Kalimantan: Budaya Dayak di
               Kalimantan memiliki tradisi pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Mereka

               memiliki  adat  dan  tata  cara  penggunaan  sungai  dan  sumber  daya  air  lainnya  yang
               meminimalkan  risiko  banjir  dan  menjaga  ketersediaan  air  untuk  pertanian  dan
               kehidupan sehari-hari.
                       Kearifan  lokal  ini  mencerminkan  pengetahuan  dan  praktik  yang  telah  berlangsung
             selama  berabad-abad  dan  menjadi  bagian  integral  dari  budaya  dan  kehidupan

             masyarakat  di  berbagai  daerah  di  Indonesia.  Penggabungan  kearifan  lokal  dengan
             pengetahuan  ilmiah  modern  dapat  memperkuat  upaya  mitigasi  banjir  dan  membantu
             melindungi komunitas dari risiko banjir.


             d. Mitigasi Bencana Banjir

                   Mitigasi bencana banjir adalah serangkaian tindakan yang dapat diambil sebelum,
             selama,  dan  setelah  terjadinya  banjir  untuk  mengurangi  risiko  dan  dampak  bencana.
             Berikut  adalah  penjelasan  lebih  lanjut  tentang  mitigasi  bencana  banjir  pada  tiga  fase
             berbeda: prabencana, saat bencana, dan sesudah bencana.
             1. Prabencana (Pencegahan):

                 Penelitian  dan  Pemantauan:  Pada  tahap  ini,  lembaga  terkait,  seperti  Badan
                 Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan lembaga lingkungan, memantau
                 pola cuaca, curah hujan, dan perubahan iklim. Data ini digunakan untuk memprediksi
                 potensi banjir dan memberikan peringatan dini.
                 Penyusunan Rencana Darurat: Pemerintah dan lembaga terkait bekerja sama untuk

                 menyusun  rencana  darurat  yang  mencakup  peringatan  dini,  rencana  evakuasi,  dan
                 tindakan  kesiapsiagaan  lainnya.  Rencana  ini  juga  mencakup  bagaimana
                 berkomunikasi dengan masyarakat.

















                                                                                                                 16
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29