Page 52 - Hasil Produk E-Modul Mitben Klimatologis
P. 52
Hal tersebut berdampak sangat serius bagi ekosistem dan lingkungan. Ini juga
sangat terkait dengan faktor cuaca, seperti kekeringan dan angin kencang, yang bisa
membuat kebakaran semakin intens dan menyebar lebih cepat. Secara teoritis, kita bisa
memahami kebakaran hutan dan lahan sebagai fenomena yang punya dampak yang
rumit di lingkungan. Ini termasuk kerusakan pada ekosistem, hilangnya rumah bagi
berbagai tanaman dan hewan, tanah yang semakin rusak, udara yang tercemar, dan
bahkan pengaruh jangka panjang pada iklim. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya
menjaga dan melindungi lingkungan kita dari bahaya kebakaran hutan dan lahan.
Semangat untuk menjaga bumi kita tetap hijau!
Info Geografi
Pembentukan Awan Pyrocumulus: Kebakaran hutan yang besar dapat membentuk
awan pyrocumulus yang mengandung air dan partikel asap. Awan semacam ini dapat
menciptakan cuaca ekstrem yang berkontribusi pada pemadam kebakaran dan
berdampak pada penyebaran kebakaran.
Studi Ilmiah Kebakaran Hutan
Hai, teman-teman! Sekarang kita akan memasuki dunia
studi ilmiah tentang kebakaran hutan dan lahan, khususnya di
Provinsi Riau hasil penelitian oleh Yusuf, Hapsoh, dkk, tahun
2019 dengan judul “Analisis Kebakaran Hutan Dan Lahan Di
Provinsi Riau”. Apa yang kita pelajari akan membantu kita
memahami penyebab, proses, dampak, dan cara mengelola
risiko dan mitigasi dari kebakaran hutan dan lahan.
Pertama-tama, mari bicarakan tentang penyebab kebakaran ini. Ada tiga faktor utama
yang mempengaruhinya. Pertama, ada faktor biofisik lingkungan seperti tipe tanah, hujan, dan
topografi. Contohnya, pembangunan kanal drainase yang kurang baik bisa mengeringkan
lahan gambut diarea yang lebih tinggi karena kehilangan debit air sehingga menyebabkan
kekeringan pada beberapa bagian lahan gambut menjadi sangat rentan terhadap kebakaran.
Kedua, ada faktor sosial ekonomi, yang berkaitan dengan aktivitas manusia. Banyak
kebakaran disebabkan oleh pembakaran lahan untuk pembersihan (land clearing), yang
sayangnya tidak ramah lingkungan dengan metode tebas-bakar (slash and burn).
2
44