Page 53 - Hasil Produk E-Modul Mitben Klimatologis
P. 53
Terakhir, faktor kebijakan juga berperan. Kebijakan tata ruang yang tidak terorganisir
dengan baik bisa meningkatkan risiko kebakaran. Beberapa faktor kebijakan yang
termasuk dalam faktor pemicu adalah keberadaan hutan produksi yang tidak jelas
statusnya, kawasan konservasi, dan ijin pemanfaatan lahan seperti IUPHHK dan HGU.
Selanjutnya, mari memahami proses kebakaran. Ini melibatkan tiga hal utama:
bahan bakar, cuaca, dan api. Ketika ketiga faktor ini bersatu dalam kondisi yang tepat,
kebakaran dapat terjadi. Bahan bakar, yang terdiri dari vegetasi, seperti semak,
rerumputan, dan pohon-pohon, menjadi sumber utama api saat terbakar. Faktor cuaca,
termasuk kelembaban rendah, suhu tinggi, dan angin kencang, memengaruhi sejauh
mana bahan bakar menjadi rentan terhadap pembakaran. Ketika kebakaran terjadi, api
mulai menyebar melalui bahan bakar yang mengering dengan cepat. Selama proses
kebakaran, ada pelepasan panas, asap, dan partikel yang menciptakan gejala asap
tebal. Proses ini menggambarkan bagaimana interaksi kompleks antara bahan bakar,
cuaca, dan api dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta dampaknya pada
lingkungan dan masyarakat.
Kemudian, mari kita tinjau dampak dari kebakaran hutan dan lahan ini. Hal Ini
mencakup kerusakan lingkungan, seperti hilangnya habitat dan degradasi tanah. Selain
itu, kebakaran mengancam biodiversitas dengan merusak ekosistem dan mengancam
berbagai spesies flora dan fauna. Pelepasan gas rumah kaca selama kebakaran juga
berkontribusi pada perubahan iklim global. Pencemaran udara akibat asap dan partikel
yang dilepaskan oleh kebakaran dapat mengancam kesehatan manusia dan merusak
kualitas udara. Selain itu, kebakaran hutan dan lahan dapat mengancam keselamatan
manusia dan properti, seperti rumah dan tanaman pertanian.
2
45