Page 23 - Asal Mula Desa Bedari.indd
P. 23
pandang. Mereka pun pamit.
“Kemana lagi kita cari?”tanya Wak Atan.
“Pak, kita ke rumah Pedane. Tadi petang terakhir
aku lihat, Sri bermain dengan Pedane,”ajak Nassi.
“Tadi, bukannya Ibu Faridah dari sana?”wajah Atan
mulai bimbang. Tapi langkah kakinya tetap mengiringi
Nassi menuju rumah Pedane.
Dengan penerangan lampu tongkang, Atan dan
Nassi menyusuri jalan menujuru mah Datuk. Sampai di
rumah Datuk, dia pun mengetuk pintu rumah Datuk.
“Engkau, Tan? Ada apa?”tanya Datuk Che Ngah
begitu pintu terbuka lebar.
“Iya Datuk, Sri hilang, Datuk,” kata Atan sambil
menundukkan kepalanya.
“Astagfirullahalazim,”ucap Datuk Che Ngah terkejut.
“Mari kita ke surau!” kata Datuk Che Ngah menga-
jak Wak Atan dan Nassi. Sampai di surau, Datuk Che
Ngah mengetuk keketok beberapa kali.
Tok, tok, tok, suara keketok bergema keseluruh
kampung. Warga terbangun. Mereka mendatangi
surau. Suara keketok merupakan tanda kalau ada
warga mendapat musibah. Hanya orang tertentu yang
boleh memukul ke ketok itu. Selain digunakan untuk
menandakan datangnya waktu sholat, ke ketok juga
digunakan untuk mengumpulkan warga.
“Ada apa, Datuk?” tanya warga merasa penasaran.
13
13 13

