Page 43 - BMH JATIM-MAJALAH MULIA EDISI DESEMBER 2022-Versi Online
P. 43
investasi dengan membeli tanah. berani melakukan hal di luar
Namun demikian, ada yang norma-norma sosial dan agama
mengganjal di relung hatinya. demi mendapatkan itu semua.
Yang lebih menyayat hati, Tidak sedikit mereka yang
tentang ia mengakui kualitas iba- harus menjegal lawan maupun
dahnya yang semakin menurun. kawan, asal apa yang menjadi
Setelah keluar pesantren, begitu tujuan bisa tercapai. Itulah potret
berantakan. Lingkungan kerja nya kehidupan masa kini.
pun sangat tidak mendukung, Sejatinya situasi ini jauh le-
bahkan boleh dibilang justru bih mengerikan dari serangan
menggerus ruhaninya. virus corona. Jika corona ‘ha-
Misalnya, bagaimana para sa- nya’ merenggut nyawa, material-
habat di tempatnya kerja begitu isme mampu membunuh mental,
bangga mengganggunya ketika pikiran, kepribadian, bahkan nya-
shalat. Belum godaan-godaan wa sekaligus.
lain yang mengurangi kualitas Sejatinya, orang yang telah
ibadahnya. terjangkit penyakit ini, lebih hina
Keadaan itu menjadi buah kehidupannya dari binatang. Se-
pikiran Fulan, yang akhirnya be- tali tiga uang, mereka pun te-
rujung kepada kesimpulan ia ha- ngah melangkah menuju jurang
rus kembali ke habitat lamanya, kebinasaan di dunia dan akhirat.
yaitu pondok pesantren. Fulan Seperti firman Allah, yang arti-
akhirnya bertekad untuk kembali nya;
dan alhamdulillah, pihak pesan- “Celakalah bagi setiap peng
tren masih menerimanya. umpat dan pencela. Yang
Kini, baginya kehidupan ter- mengumpulkan harta dan me
baik ada di pondok pesantren. nghitunghitungnya. Dia (manu
Meskipun ia paham kehidupan di sia) mengira bahwa hartanya itu
tempat ini penuh kesederhanaan, dapat mengekalkannya.” (QS:
baginya sangat menentramkan al-Humazah: 1-3).
jiwa. Lalu, apa sumber kebahagiaan
hakiki itu? Laksana kisah di atas,
Dahaga Bersama bahwa sumber kebahagiaan itu
Fulan adalah cermin dari ada pada jiwa. Dan jiwa itu bisa
sekian banyak orang masa kini dihantarkan kepada kebaha-
yang tersesat dalam berburu ke- giaan hanya dengan satu jalur;
bahagiaan semu. Wabah virus mensucikannya via ketakwaan.
materialisme seperti saat ini, te lah Mengamalkan kewajiban dan
menggiring sebagian besar umat menghindari segala jenis dosa
manusia berburu keba hagiaan yang berpotensi mengotorinya.
semu, berbasis kepada materi; “Sungguh beruntung orang
harta, kedudukan, jabatan, popu- yang menyucikan diri (dengan
laritas, dan seterusnya. beriman). Dan mengingat Tu
Mereka berlomba-lomba un- hannya, lalu dia shalat.” (QS: al-
tuk itu semua. Bahkan, ada yang ‘Alaa: 14-15).*
Jumadil Awal 1444/Desember 2022 | MULIA 39