Page 143 - Buku Murid Bahasa Indonesia untuk SD_MI Kelas IV (Edisi Revisi) - Fase B
P. 143
Raja Ampatku
oleh B.E Priyanti
D ari at a s mat a memandang
Dari atas mata memandang
Gugusan pulaumu berderetan
Gug
us
an pul
der
an
et
aumu ber
aut
L
Laksana untaian mutiara di lautan
an
ak
a di l
ana unt
aian mutiar
s
Sungg uh indah dan mena w an
Sungguh indah dan menawan
D ari b a w ah mat a men y el am
Dari bawah mata menyelam
Airmu beriak tenang membahagiakan
Airmu beriak t enang memb aha giak an
amb
aian t
ang dan ik
an
erumbu k
ar
Lambaian terumbu karang dan ikan
L
Men y ap a hang at k ehadir an p ar a pen y el am
Menyapa hangat kehadiran para penyelam
Kamu mungkin bisa menebak bahwa teks “Raja Ampatku” di atas adalah
puisi. Ada puisi yang termasuk ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama,
matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Ada pula puisi bebas yang cara
penulisannya lebih bebas, tidak terikat rima, jumlah kata, ataupun jumlah larik.
Puisi merupakan salah satu cara mengungkapkan perasaan atau pikiran
melalui tulisan. Kata-kata dipilih dengan tepat dan dirangkai dengan indah.
Perasaan tersebut diungkapkan melalui perumpamaan atau majas, ataupun
melalui kalimat yang lugas.
Contoh:
• Laksana untaian mutiara di lautan (gugusan pulau diumpamakan untaian
mutiara)
• Lambaian terumbu karang dan ikan menyapa … (karang dan ikan
dipersonifikasi seolah-olah seperti manusia)
• Setiap hari kulihat orang-orang berlalu-lalang. Entah ke mana.
Coba lihat dua puisi di bawah ini. Kedua puisi ini sama-sama menggambarkan
keadaan yang ditemui seseorang saat ini. Puisi pertama memakai kalimat
lugas, sedangkan puisi kedua menggunakan perumpamaan atau majas.
Bab 6 | Satu Titik 133