Page 152 - Buku Murid Bahasa Indonesia untuk SD_MI Kelas VI - Fase C
P. 152
“Sebentar, sebentar. Kan tidak semua anak ingin ke Yogya. Coba kita tanya dulu
pendapat yang lain,” Juna berpendapat.
Kelas kembali riuh. Nama-nama kota lain kembali disebut. Usul kembali
bermunculan.
Akhirnya, siswa kelas enam melakukan pemungutan suara untuk menentukan
suara terbanyak. Dari 24 siswa di kelas enam, 20 orang memilih Yogyakarta,
3 orang memilih Solo, 0 orang memilih Dieng, dan 1 orang abstain atau tidak
memberikan suara. Agni tampak lega setelah kelas enam berhasil menentukan
tujuan liburan. Masih banyak hal lain yang perlu dirapatkan, termasuk persiapan
yang harus dilakukan oleh siswa sebelum melakukan perjalanan.
Ketika Agni kembali ke tempat duduknya, tiba-tiba Juna maju ke depan kelas.
Tanpa bicara, dia menghapus seluruh tulisan di papan tulis. Wajahnya berkerut.
Bu Pertiwi yang sejak tadi mengamati jalannya rapat kelas mendekati Juna.
“Ada apa, Juna? Kamu tidak suka Yogya?” tanya Bu Pertiwi.
“Kakek dan Nenek Juna tinggal di Yogya, Bu. Kalau Juna ke Yogya, mereka pasti
akan menemui Juna, memeluk Juna tanpa henti, dan membawakan macam-
macam oleh-oleh. Juna malu pada teman-teman, Bu,” jawab Juna lirih.
Beberapa anak yang mendengar jawaban Juna berusaha menyembunyikan tawa.
Bu Pertiwi tersenyum, “Ya, sudah, nanti Juna boleh berpesan kepada Kakek dan
Nenek agar mereka tidak mengunjungi Juna selama di Yogyakarta.”
Juna mengangguk sambil tersenyum. Meski begitu, dalam hati dia berdoa agar
Kakek dan Neneknya tetap mengunjunginya. Dia malu dipeluk-peluk, tetapi
sebenarnya dia rindu.
***
142 Bahasa Indonesia | Anak-Anak yang Mengubah Dunia | untuk SD/MI Kelas VI