Page 135 - KUMPULAN CERPEN "AKU DAN BPK"
P. 135
apa yang aku utarakan. “Yang menjadi auditor teladan haruslah
orang yang mencintai keluarganya.”
Aku mengatakan itu dengan nada yang cukup untuk
mengalihkan perhatian orang dan entah mengapa mereka
terlihat mengasihaniku.
Keesokannya wawancara psikologi. Psikolog itu membawa
jawaban dari hasil tes psikotesku. Mungkin untuk memastikan
jawabanku selaras atau tidak. Aku ingat sekali apa yang psikolog
itu katakan. “Runa baik-baik saja?”. Aku terkejut karena dia santai
sekali, berbanding terbalik dengan aku yang duduk tegang. Aku
hanya menganggukkan kepala.
“Runa, ayahmu dulu seorang auditor?” tanyanya.
“Iya, Pak. Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi,” jawabku
menjelaskan.
“Kenapa kamu ingin menjadi auditor, Runa? Dipaksa oleh
ayahmu?” tanya psikolog lagi.
Aku tau ini bukan bagian dari tes wawancara, sebab aku
melihat rasa penasaran dalam dirinya. “Tidak Pak, ini keinginan
saya sendiri,” jawabku kembali.
“Apa yang ingin kamu capai dari seorang auditor?”
tanyanya.
“Aku ingin menjadi seorang auditor yang lebih hebat dari
Kumpulan Cerpen 127