Page 49 - D:\!TO\Documents\Flip PDF Corporate Edition\5 Kalimat Maut volume 1\
P. 49
Bukannya menemukan toilet, aku jadi melewati gang sempit yang
berakhir di gudang penuh rongsokan berdebu, jadi kuputuskan
mengambil ancang-ancang untuk menunaikan hajat di situ.
Bau kotoran serta cahaya lampu yang remang membuatku tidak
bisa konsentrasi untuk berkemih, meski sesekali aku memejamkan
mata dan mencoba khayalkan air yang mengalir.
"Pssst, jangan ditahan,"
kata suara itu menegurku, membuatku menoleh pada sosok berbaju
putih dengan muka berlumur darah yang melayang di sampingku.
49

