Page 13 - E-MODUL SEJARAH AGRESI MILITER BELANDA II DI LAMPUNG
P. 13

Peristiwa ini dimulai pada pertengahan tahun 1947, tepatnya pada tanggal 21 Juli sampai
                dengan  5  Agustus  1947.  Tindakan  ini  merupakan  salah  satu  upaya  Belanda  untuk
                mengamankan  faktor  produksi  yang  sebelumnya  di  duduki  Jepang,  yang  disebut  dengan
                Tindakan  polisionil.  Namun  bagi  bangsa  Indonesia  tindakan  tersebut  melanggar
                Perjanjian Linggarjati. Reaksi internasional terhadap tindakan ini cukup luar biasa, sehingga
                pada tanggal 30 Juli 1947, pemerintah India dan Australia membuat permintaan resmi agar
                masalahIndonesia segera dimasukkan kedalam agenda Dewan Keamanan (Mahardika D. G.,
                2022) Tindakan Belanda tersebut menimbulkan beberapa reaksi dimasyarakat internasional,
                seperti sikap Amerika Serikat dan Inggris yang tidak menerima Tindakan sepihak tersebut
                danmengirimkan  pesan  kepada  Belanda  untuk  segera  menghentikan  Tindakan  tersebut.
                Perserikatan Bangsa-Bangsa juga secara aktif terlibat dalam penyelesaian konflik ini, yang
                menempatkan Belanda pada posisi diplomasi yang sulit. India, Australia, dan Uni Soviet
                jugadengan tegas menolak Tindakan Belanda tersebut (Mahardika D. G., 2022).


                Setelahnya,  Pemerintah  Indonesia  secara  resmi  mengadukan  tindakan  Belanda  ini
                Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947,
                Agresi Militer Belanda ini masuk dalam salah satu agenda Dewan Keamanan PBB. Sebagai
                solusinya,  PBB  mengeluarkan  resolusi  berupa  perintah  agar  konflik  bersenjata  segera
                dihentikan  antara  Belanda  dan Indonesia.  Mendapat  tekanan  dari  PBB, akhirnya  pada  5
                Agustus  1947,  Belanda  menerima  resolusi  Dewan  Keamanan  dengan  menghentikan
                pertempuran (Mahardika D. G., 2022).








































                                                                                                                 4
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18