Page 18 - P5 SMPN 11 PLG KELAS VIII T.P 2024/2025
P. 18
ketegangan hilang. Cobalah untuk berbicara secara perlahan dengan artikulasi jelas agar audiens
mudah memahami informasi tersebut. Ketika gugup kembali menyerang, tarik napas dan lanjutkan
berbicara.
4. Perhatikan Intonasi Suara
Tak berbeda dengan kontak mata, intonasi suara juga menjadi salah satu faktor kesuksesan public
speaking. Meskipun tampak sepele, intonasi suara dapat mendorong rasa ketertarikan dan
keyakinan yang dimiliki audiens. Melalui intonasi, kamu bisa menunjukkan emosi dan perasaan
kepada audiens.
Semangat, rasa bahagia, dan bangga yang berasal dari intonasi suara kamu akan menyalurkan
perasaan yang sama terhadap audiens. Hindari berbicara dengan intonasi suara datar karena
hanya akan membuat audiens merasa bosan dan tidak memperhatikan materi yang kamu
sampaikan. Atur intonasi suara supaya audiens tetap fokus hingga akhir presentasi.
5. Hindari Suara Jeda
Cara public speaking selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menghindari suara jeda.
Sebenarnya, suara jeda, seperti “hm”, “aa”, “err”, “mm”, “uuh”, atau “engg” merupakan hal yang
normal dilakukan ketika kamu merasa bingung melanjutkan pembicaraan. Namun, alangkah lebih
baik apabila suara jeda diganti dengan hening. Berbicara dengan lebih perlahan juga dapat
membuat kamu lebih rileks saat menyampaikan informasi sekaligus efektif menghabiskan jatah
waktu yang diberikan.
6. Fokus ke Poin Penting
Presentasi yang baik dan berkualitas tidak dilihat dari lamanya durasi penyampaian, melainkan isi
yang disampaikan. Ketika kamu menyusun materi, fokuslah ke poin penting. Selain menghemat
waktu, hal ini tidak akan membuat audiens merasa bosan dengan pembahasan yang terlalu lama
dan berbelit. Audiens lebih menyukai pembahasan yang ringkas dan padat. Untuk mendapatkan
atensi audiens, pastikan kamu meringkas materi dan memasukkan seluruh poin penting. Dijamin,
audiens akan terfokus pada pembahasan yang kamu sampaikan.
7. Gunakan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh menggambarkan kesiapan dan kepercayaan diri kamu. Postur tubuh yang kaku
dengan bahu tertunduk bisa diartikan sebagai tanda gugup. Sementara postur tubuh tegak dengan
kepala terangkat menggambarkan bahwa kamu siap dan percaya diri. Melakukannya hal ini juga
akan membuat tubuh lebih rileks sehingga kamu makin nyaman berbicara di depan audiens.
Agar perhatian audiens tetap fokus terhadap apa yang kamu sampaikan, kamu bisa
menambahkan sedikit gerakan tangan. Jangan ragu menggunakan ekspresi wajah dengan
intonasi suara yang tepat. Pasalnya, kombinasi ini memudahkan audiens mendapatkan informasi
dari dua sumber, yakni suara dan bahasa tubuh. Alhasil, pemahaman terhadap materi yang
disampaikan lebih cepat.
8. Jangan Terpaku Pada Kesalahan
Ketika kamu berbicara dan melakukan kesalahan, tak perlu merasa panik. Ingatlah bahwa setiap
manusia melakukan kesalahan, sekecil apa pun itu. Kunci untuk mengurangi kepanikan dan
menghindari situasi canggung adalah dengan menutupi kesalahan itu. Jangan terpaku pada
kesalahan apalagi menunjukkan rasa bersalah kamu melalui ekspresi wajah. Selain dapat
membuyarkan fokus, kepanikan hanya akan membuat semua audiens menyadari kesalahan yang
kamu lakukan. Cobalah untuk tarik napas dan lanjutkan penyampaian materi.
Dengan menerapkan sejumlah cara di atas, kamu bisa mempelajari public speaking secara
otodidak. Asalkan kamu rutin berlatih, keterampilan berbicara di depan umum akan meningkat.