Page 268 - IPS KELAS VIII
P. 268

1) Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang
                          Kelompok ini sering disebut kolaborator  karena mau bekerja  sama dengan
                       penjajah.  Sebenarnya, cara  ini bentuk perjuangan  diplomasi.  Tokoh-tokohnya
                       adalah  para pemimpin  Putera, seperti  Sukarno, Mohammad  Hatta,  Ki Hajar
                       Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Mereka memanfaatkan  Putera sebagai
                       sarana komunikasi dengan rakyat.  Akhirnya, Putera justru dijadikan para pemuda
                       Indonesia sebagai ajang kampanye nasionalisme. Pemerintah Jepang menyadari
                       hal tersebut dan akhirnya membubarkan Putera dan digantikan Barisan Pelopor.
                       Sama  seperti  Putera,  Barisan  Pelopor  yang  dipimpin  Sukarno ini  pun selalu
                       mengampanyekan perjuangan kemerdekaan.


                    2) Gerakan Bawah Tanah
                          Larangan  berdirinya  partai  politik  pada zaman  Jepang mengakibatkan
                       sebagian  tokoh  perjuangan  melakukan  gerakan  bawah  tanah.  Gerakan  bawah
                       tanah  merupakan  perjuangan  melalui  kegiatan-kegiatan  tidak  resmi, tanpa
                       sepengetahuan Jepang (gerakan sembunyi-sembunyi).
                          Dalam melakukan perjuangan, mereka terus melakukan konsolidasi menuju
                       kemerdekaan Indonesia. Mereka menggunakan tempat-tempat strategis, seperti
                       asrama pemuda untuk melakukan pertemuan-pertemuan. Penggalangan semangat
                       kemerdekaan dan membentuk suatu negara terus mereka kobarkan.
                          Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan
                       Sjahrir,  Achmad Subarjo, Sukarni,  A. Maramis,  Wikana, Chairul Saleh, dan
                       Amir  Syarifuddin.  Mereka  terus  memantau  Perang  Pasifik  melalui  radio-radio
                       bawah tanah. Pada saat itu, Jepang melarang bangsa Indonesia memiliki pesawat
                       komunikasi. Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal/
                       keras karena mereka tidak mengenal kompromi dengan Jepang.

                    3) Perlawanan Bersenjata
                          Di samping  perjuangan  yang dilakukan  dengan  memanfaatkan  organisasi
                       bentukan  Jepang dan gerakan bawah tanah,  ada  pula  perlawanan-perlawanan
                       bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
                       a)  Perlawanan Rakyat Aceh
                            Dilakukan oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama di Cot Plieng Aceh,
                          menentang peraturan-peraturan Jepang. Pada tanggal 10 November 1942, ia
                          melakukan perlawanan. Dalam perlawanan tersebut ia tertangkap dan ditembak
                          mati.
                       b)  Perlawanan Singaparna, Jawa Barat
                            Dipelopori  oleh  K.H. Zainal  Mustofa,  yang  menentang  seikerei  yakni
                          menghormati  Kaisar Jepang. Pada tanggal  24 Februari 1944, meletus





                                                                   Ilmu Pengetahuan Sosial         255
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273